Search

4 Syarat Investor China Bisa Tanam Modal di Indonesia

Airlangga menjelaskan, selain ada penambahan investasi baru, perang dagang AS-China juga membawa dampak bagi pelaku industri di Indonesia untuk memacu utilitas atau kapasitas produksinya. Hal ini dalam rangka mengisi pasar ekspor ke dua negara tersebut.

Sebagai contoh, untuk produk baja. ‎Pada Januari-November 2018, ekspor besi dan baja RI ke AS melonjak hingga 87,7 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan total ekspor RI ke AS tercatat tumbuh 3 persen pada periode yang sama.

“Kita telah ekspor baja ke AS, sehingga harapannya bisa memasukkan lebih banyak lagi produk itu,” lanjut dia.

Airlangga mengemukakan, kerja sama ekonomi RI-AS selama ini bersifat komplementer guna saling memenuhi kebutuhan pasar dan sektor manufaktur masing-masing negara. Bahkan, dengan adanya era ekonomi digital baru dari AS, juga ikut membuka peluang pengembangan di Indonesia.

“Misalnya, kami sudah mendapat investasi berupa Apple Developer Academy. Pemerintah juga menjajaki peluang pembangunan data center di Indonesia,” ungkap dia.

Dia juga menekankan, perang dagang pada akhirnya hanya akan menurunkan kinerja perekonomian global. ‎Dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang berkisar 3-3,6 persen, tidak membawa dampak baik pula bagi kondisi di Indonesia. Termasuk juga terjadi di ASEAN.

"Norma baru dengan pertumbuhan yang rendah merupakan kondisi yang tidak ideal bagi semua. Melihat perspektif global economy going forward, pertumbuhan ekonomi yang tinggi pasti lebih baik bagi semuanya,” tandas Airlangga. 

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3920911/4-syarat-investor-china-bisa-tanam-modal-di-indonesia

Bagikan Berita Ini

0 Response to "4 Syarat Investor China Bisa Tanam Modal di Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.