![](https://awsimages.detik.net.id/api/wm/2017/06/21/0602f9a7-121a-4a56-b019-d4d498b61959_169.jpg?wid=54&w=650&v=1)
Jalan tol yang menyambungkan Jakarta hingga Surabaya itu pada Desember tahun lalu diresmikan oleh Presiden Jokowi. Dua bulan setelah diresmikan Presiden, tepatnya 6 Februari 2019 lalu Tim detikcom menjajal tol tersebut dari Jakarta hingga Semarang.
Saat tim memasuki Tol Jakarta-Cikampek kondisi masih mulus dan lancar. Namun setelah melalui Bekasi Barat mulai terasa kemacetan.
Penyebabnya masih sama yakni pengerjaan proyek yang memakan sebagian badan jalan. Bayangkan saja di sebelah kiri masih ada pengerjaan proyek LRT, sementara di tengah jalan Tol Jakarta-Cikampek masih dilakukan pengerjaan Jakarta-Cikampek Elevated.
Setelah bermacet-macet ria selama lebih dari 2 jam, akhirnya selepas Cikarang jalanan mulai lengang. Namun kami merasa masih belum nyaman berkendara, lantaran kondisi jalanan yang mulai rusak.
Memang kerusakan aspal belum begitu parah, hanya sedikit keretakan dan beberapa lubang kecil. Namun kondisi jalan yang seperti itu terus ditemukan hingga Karawang. Terasa tidak nyaman, dan pengendara tentu harus ekstra waspada.
Dari sisi fasilitas, Tol Jakarta-Cikampek cukup lengkap, marka jalan, reflektor hingga lampu jalan lengkap tertata. Rest area di ruas tol ini juga cukup lengkap dan nyaman.
Memasuki Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), kondisi jalan terasa kontras berbeda. Sebagian besar permukaan jalan di ruas tol ini belum begitu nyaman dengan konstruksi beton rigid. Dalam kecepatan tinggi, bunyi riuh roda begitu mengganggu.
Selain itu di Tol Cipali juga belum dilengkapi lampu penerangan jalan. Jika berkendara di malam hari tentu harus ekstra waspada. Tapi tenang masih ada reflektor yang memandu kendaraan agar tidak keluar jalur.
Meski begitu di Cipali ada 8 rest area, terdiri dari 4 rest area di jalur menuju barat dan 4 yang ada di jalur menuju timur.
Kondisi rest area juga terasa nyaman, dengan fasilitas yang cukup lengkap. Ada 4 rest area dengan tipe A dan 4 rest area tipe B. Bedanya untuk Tipe A terdapat SPBU dan lahan yang lebih luas.
Seluruh fasilitas di rest area Tol Cipali dalam keadaan baik, lahan parkir dan toilet yang bersih. Seluruh fasilitas juga gratis. Bahkan di rest area KM 102 yang dikelola oleh PT Darma Putra lestari terdapat playground untuk tempat bermain anak kecil.
"Kami juga ada masjid yang sering digunakan untuk salat Jumat bahkan salat Ied," kata GM Darma Putra Lestari Zulkarnain.
Parkiran untuk kendaraan besar dan kecil juga dipisahkan. Namun fasilitas untuk kedua jenis pengendara di setarakan.
Di 8 rest area Cipali juga terdapat area untuk UMKM. Menariknya ada kebijakan dari PT Lintas Marga Sedaya bahwa seluruh pedagang UMKM harus menyertakan tabel harga untuk seluruh makanan yang dijualnya.
"Itu untuk mengantisipasi agar pengunjung tidak ditembak harganya. Waktu saat peresmian Tol Trans Jawa, di sini penuh, makanan habis, sampai mie instan dalam cup saja dijual sampai Rp 30 ribu. Makanya diharuskan mencantumkan harga," ujarnya.
Namun selepas Cipali hingga Semarang, kehadiran rest area sangat sulit ditemukan. Seperti di ruas Tol Palikanci misalnya, dari rest area km 207 kemudian baru ada rest area lagi di km 379. Itu artinya jarak antara rest area itu 172 km.
Kondisi rest area KM 379 juga belum jadi, hanya ada rest area sementara yang sudah dibuat sejak musim mudik kemarin. Fasilitas juga apa adanya termasuk toilet yang dibuat temporer. Sebagian lahan di rest area itu masih berupa tanah, sehingga ketika hujan kondisinya begitu becek.
Beberapa pengguna pun merasa masih belum puas dengan kondisi dan fasilitas Tol Trans Jawa. Meski kini jauh terbantukan dengan adanya Tol Trans Jawa namun fasilitas dan kondisinya dirasa belum sesuai dengan tarifnya.
Tonton video 'Trip Experience: Menyusuri Tol Trans Jawa dan Jalur Pantura'.
(erd/dna)
https://finance.detik.com/infrastruktur/d-4421470/menelusuri-tol-trans-jawa-bagus-sih-tapi-Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menelusuri Tol Trans Jawa, Bagus Sih Tapi ... - detikFinance"
Post a Comment