KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak kinerja cukup positif tahun ini. Bila dihitung sejak awal tahun hingga penutupan Jumat (22/2), indeks saham telah naik 4,95%.
Meski IHSG sudah naik lumayan, masih ada saham-saham yang valuasinya murah dan harganya berpotensi menguat. Fundamental saham-saham tersebut juga cukup oke. Saham-saham yang masuk dalam indeks saham paling likuid LQ45 pun masih banyak yang valuasinya murah.
Jika dicermati, ada beberapa saham dengan price to earning ratio (PER) kecil yang berasal dari sektor batubara. "Itu karena muncul sentimen fluktuasi harga batubara," ujar Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan, Jumat (22/2).
Sentimen tersebut mendorong aksi jual saham emiten batubara. Saham ADRO misalnya. Investor asing mencetak posisi net sell Rp 51,08 miliar pada saham ini sejak awal tahun.
Namun, Dennies memprediksi, aksi jual bakal berbalik menjadi aksi beli untuk investor lain. Alasannya, aksi jual yang terjadi sebelumnya membuat harga dan valuasi ADRO terdiskon.
Analis juga menilai prospek sektor batubara masih oke, menyusul sentimen larangan impor batubara Australia oleh China. Hal ini akan mendorong aksi beli. "Sentimen tersebut akan membantu setidaknya untuk jangka pendek," jelas Dennies.
Seperti diketahui, tensi politik China dan Canberra kini memanas. Imbasnya, China menghentikan impor 12 juta ton batubara dari Australia. Kebijakan ini akan berlangsung hingga akhir tahun ini.
Tidak murahan
Analis menuturkan, sejumlah saham yang memiliki PER rendah masih memiliki fundamental yang solid. Hal ini antara lain terlihat dari kinerja keuangannya. Pendapatan dan laba bersih emiten justru menguat.
Analis menilai, PER sejumlah saham jadi murah lantaran terjadi aksi jual terhadap saham tersebut akibat sentimen jangka pendek. "Hal tersebut justru membuat saham sangat menarik karena harganya sudah sangat diskon," ujar Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji.
Hal ini antara lain terjadi di WSKT. Sentimen pendanaan dan arus kas negatif sempat membuat saham emiten konstruksi, termasuk WSKT dilanda aksi jual. Tapi, pendapatannya terus meningkat, sehingga PER saham perusahaan ini terdiskon.
Jika diterjemahkan dalam harga, posisi saham WSKT saat ini terdiskon 23% dari harga wajar Rp 2.400 per saham. Adapun saham WSKT kemarin turun 25 poin ke level Rp 1.830. Ini yang menjadi alasan Nafan menjagokan saham WSKT.
Dari sektor batubara, Nafan merekomendasikan buy saham INDY. Target harga jangka panjangnya, Rp 2.660. Saham ini kemarin turun 10 poin ke level Rp 2.170.
Editor: Yudho Winarto
Editor: Yudho Winarto
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Memilih saham murah dengan fundamental bagus saat IHSG sudah rally"
Post a Comment