Search

Elnusa tetap optimistis menatap tahun 2019 meski dibayangi fluktuasi harga minyak

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Harga minyak dunia masih rendah, meski cenderung naik belakangan. Ini tampaknya membuat kinerja sejumlah emiten minyak dan gas (migas) menjadi kurang optimal. Badan Pusat Statistik (BPS) juga melaporkan ekspor migas Indonesia merosot. Artinya, kinerja emiten memang kurang mumpuni.

Sesuai data BPS, nilai ekspor nasional per Januari 2019 tercatat menurun 4,70% secara year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Dari sisi per segmen, penurunan nilai ekspor disebabkan oleh penurunan segmen migas yaitu sebesar 6,72% secara YoY dari US$ 1,32 miliar pada Januari 2018 menjadi US$ 1,23 miliar pada Januari 2019.

Menyikapi hal tersebut, PT Elnusa Tbk (ELSA) tetap optimis untuk membukukan kinerja yang lebih baik di tahun ini karena memang tak berurusan dengan hal ekspor.

Investor Relation ELSA Rifqi Budi Prasetyo mengungkapkan bahwa tantangan ke depan tak hanya bertumpuh pada fluktuasi harga minyak semata. "Tantangan ke depan tentu lebih kompleks dan penuh disrupsi. Tidak sebatas volatilitas harga minyak ataupun supply dan demand saja," paparnya hari ini, (22/2)

Untuk menghadapi hal itu, ia mengatakan pihaknya tentu akan mengupayakan kinerja tahun ini lebih baik dari tahun lalu. "Upaya kami fokus kepada strategi total solution, optimalisasi jasa serta pengembangan model bisnis kami," tambahnya.

Direktur Utama Elnusa Tolingul Anwar juga memaparkan bahwa strategi menggenjot jasa hulu migas berbasis non-aset serta jasa distribusi dan logistik energi yang dilakukan berhasil kembali memecahkan rekor pendapatan usaha tertinggi sebelumnya. "Pendapatan usaha tumbuh 33% dibandingkan tahun 2017," ujarnya dalam keterbukaan informasi, Selasa (19/2).

Tolingul pun menambahkan bahwa secara komposisi pendapatan, jasa hulu migas memberikan kontribusi sebesar 40% dan jasa distribusi logistik energi sebesar 56%, sedangkan sisanya sebesar 4% disumbangkan oleh jasa penunjang.

"Kami meyakini bahwa hasil ini tergolong wajar ditengah kondisi industri migas saat ini. Karena mulai membaiknya harga minyak tidak serta merta menaikkan harga jasa hulu migas," tambahnya.

Tolingul juga menjelaskan bahwa pihaknya optimis kinerja Elnusa akan lebih baik lagi pada tahun mendatang. "Hal ini ditopang dengan perolehan kontrak multiyears yang telah diterima pada bisnis nonaset, peluang besar dan geliat jasa distribusi & logistik energi, serta nilai tambah total solution services yang kami berikan untuk jasa
klien," ujarnya.

Sekadar info, bedasarkan laporan keuangan tahun 2018 yang dipublikasikan pada Selasa (19/2), emiten berkode saham ELSA ini berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 6,62 triliun naik 32,93% ketimbang perolehan tahun 2017 sebesar Rp 4,98 triliun.

Bila dirinci pendapatan dari pihak ketiga, yaitu jasa distribusi dan logistik energi sebesar Rp 1,44 triliun, kemudian dari jasa hulu migas terintegrasi sebesar Rp 518,53 miliar, dan dari jasa penunjang migas mereka memperoleh Rp 204,64 miliar.

Selanjutnya pendapatan dari pihak berelasi, dari bisnis jasa distribusi dan logistrik energi sebesar Rp 2,25 triiun, dari bisnis jasa hulu migas sebesar Rp 2,12 triliun, dan jasa penunjang migas sebanyak Rp 80,43 miliar. ELSA juga sukses membukukan laba bersih sebesar Rp 276,31 miliar naik 11,80% ketimbang tahun 2018 sebesar Rp 247,14 miliar.

Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi
Editor: Azis Husaini

Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi
Editor: Azis Husaini
Video Pilihan

Let's block ads! (Why?)

http://investasi.kontan.co.id/news/elnusa-tetap-optimistis-menatap-tahun-2019-meski-dibayangi-fluktuasi-harga-minyak

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Elnusa tetap optimistis menatap tahun 2019 meski dibayangi fluktuasi harga minyak"

Post a Comment

Powered by Blogger.