Ekspor Cabai dan Sayuran Hanya 10 Ton/Hari - Harian Medan Bisnis - Membangun Indonesia yang Lebih Baik

Hari ini Pkl. 09:39 WIB • Dibaca: 27 kali • http://www.mdn.biz.id/n/367766/

MedanBisnis - Medan. Akibat tarif kargo udara dan surat muatan udara (SMU) yang tinggi, tercatat ekspor cabai dan sayuran dari Medan turun drastis. Selain itu untuk muatan jenis pertanian bahkan ditambah biaya surcharge hingga 50% dari nilai tarif kargo udara.

"Sebenarnya, masalah itu kan karena SMU yang tinggi terus ditambah lagi kargo udara juga. Makanya berpengaruh ke segala sektor. Volume kiriman juga berpengaruh," kata Ketua Asosiasi Perusahaan Kiriman Jasa Ekspress Indonesia (Asperindo) Sumut Eka Tarigan, Kamis (14/2).

Eka mengatakan, memang pihaknya mendengar produk pertanian di luar negeri khususnya Singapura mulai mengurangi ketergantungan dari Sumut. Apalagi, selama ini diketahui kiriman pertanian itu tidak langsung melalui Sumut ke Singapura.

Di tempat terpisah, anggota Asperindo Sumut Ria yang menangani masalah kiriman pertanian mengaku selama ini kiriman pertanian tidak langsung ekspor ke luar negeri."Selama ini kiriman itu tujuan ke Batam. Jadi, Batam yang kirim ke Singapura. Saya memang mendengar soal itu. Singapura mulai mengurangi ketergantungan dari Indonesia. Karena secara cost sudah mahal belum lagi menjualnya di sana. Jadi, mereka beli dari Thailand," ujarnya.

Ria menjelaskan, selama ini pihaknya terbebani dari tambahan biaya surcharge 50% untuk tujuan domestik. Alhasil, ketika barang sampai di Batam sudah mahal, belum lagi dikirim atau ekspor ke Singapura.

"Tentunya, sudah jadi mahal. Karena biaya itu juga. Sekarang kalau cabai lagi panen hanya bisa kirim 10 ton/hari. Kalau sayuran itu 1 ton/hari. Tujuannya semua ke Batam. Tapi sebelumnya, bisa diatas itu bahkan lebih besar lagi, belum lagi jika cabai dari Aceh sudah panen," jelasnya.

Dia menuturkan akibat tarif kargo udara yang tinggi itu berdampak ke segala sektor. Nantinya dikhawatirkan produk pertanian Sumut tidak akan laku jika terus dihadapkan pada kondisi tersebut. (sulaiman achmad)

Let's block ads! (Why?)