Liputan6.com, Jakarta - Ekonom prediksi Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7 day reverse repo rate di 6 persen.
Hal ini seiring defisit neraca dagang masih besar pada Januari 2019 yang mencapai USD 1,16 miliar. Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung menguat.
"Tidak berubah (BI 7 day reverse repo rate-red). Defisit neraca transaksi berjalan atau CAD jadi concern pada semester I. Selain itu, defisit neraca dagang capai USD 1,16 miliar masih besar. Itu yang buat BI akan pertahankan suku bunga," ujar Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (21/2/2019).
Ia menambahkan, penguatan nilai tukar rupiah juga tidak membuat BI menaikkan suku bunga acuan. Ditambah sentimen lainnya soal ketidakpastian perang dagang juga masih membayangi. Hal itu juga menjadi pertimbangan BI untuk pertahankan suku bunga acuan.
Sementara itu, Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede prediksi hal sama. BI akan kembali mempertahankan kebijakan suku bunga di 6 persen pada rapat dewan gubernur (RDG) yang berlangsung 20-21 Februari.
Ini pertimbangkan nilai tukar rupiah yang cenderung stabil sehingga mendukung terkendalinya harapan inflasi.
"Stabilitas nilai tukar rupiah juga ditopang harapan stance kebijakan bank sentral AS yang lebih dovish mempertimbangkan tren penurunan beberapa data ekonomi seperti pertumbuhan penjualan ritel dan laju produksi industri yang melambat selanjutnya akan membatasi kenaikan inflasi kurang dari dua persen dari target bank sentral AS,” kata dia.
Ia menuturkan, dari domestik kebijakan moneter Bank Indonesia yang masih ketat ditujukan untuk memastikan defisit transaksi berjalan mengecil ke arah 2,5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2019.
BI Pertahankan Suku Bunga Acuan
Sebelumnya, rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang berlangsung pada 16-17 Januari 2019 memutuskan untuk menahan Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan pada angka 6 persen. BI juga menahan suku bunga Deposit Facility pada angka 5,25 persen dan Lending Facility 6,75 persen.
"Rapat Dewan Gubernur BI pada 16-17 Januari 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day repo" ujar Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, di Kantor BI, Jakarta, Kamis 17 Januari 2019.
Perry menjelaskan keputusan tersebut sejalan dengan upaya menurunkan defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit (CAD) ke dalam batas yang aman. "Dan mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik," ujarnya.
Bank Indonesia juga terus menempuh strategi operasi moneter untuk menjaga kecukupan likuiditas, baik di pasar rupiah maupun pasar valas (valuta asing) sehingga dapat mendukung terjaganya stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan.
"Ke depan, BI akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan dan memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas ekonomi dan memperkuat pertahanan eksternal termasuk untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan sehingga turun menuju ke kisaran 2,5 persen terhadap PDB pada tahun 2019," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ekonom Prediksi BI Pertahankan Suku Bunga Acuan"
Post a Comment