PT Pertamina (Persero) mengatasi ketertinggalan program pembangunan Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan. Langkah dilakukan dengan menetapkan kontrak pelaksanaan konstruksi rancangan konstruksi (Engineering, Procurement and Construction/EPC).
Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, proses pembangunan kilang Balikpapan memasuki babak baru, dengan ditandatanganinya EPC, ruang lingkup pembangunan kilang baik Inside Battery Limit (IBL) maupun Outside Battery Limit (OSBL). Setelah melalui proses lelang pada 15 Maret – 26 November 2018, dinyatakan selesai dan telah diumumkan pemenangnya pada 30 November 2018.
"Penandatanganan kontrak ini akan menandai dimulainya pembangunan RDMP Balikpapan," kata Nicke, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (10/12/2018).
Nicke menuturkan, penetapan EPC merupakan upaya mengejar pembangunan RDMP Kilang Balikpapan yang mengalami keterlambatan. EPC pembangunan kilang digarap perusahaan dalam dan luar negeri yakni SK Engineering & Construction Co. Ltd., Hyundai Engineering Co. Ltd., PT Rekayasa Industri dan PT PP (Persero) Tbk.
"Memang kita akui pembangunan kilang memang mengalami keterlambatan karena itu lebih baik telat dari pada tidak sama sekali," tutur dia.
Pembangunan RDMP kilang Balikpapan dilakukan secara bertahap. Diperkirakan selesai lebih cepat dari target awal 60 bulan menjadi 53 bulan. Adapun kontrak pembangunan RDMP Balikpapan mencapai Rp 57,8 triliun.
RDMP Kilang Balikpapan bagian dari proyek strategis Pertamina untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi nasional. Nantinya, kapasitas Kilang Balikpapan akan bertambah hingga 100 ribu barel per hari, atau naik 38 persen dari sebelumnya 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3806101/rebut-blok-corridor-pertamina-bersaing-dengan-2-perusahaan-asingBagikan Berita Ini
0 Response to "Rebut Blok Corridor, Pertamina Bersaing dengan 2 Perusahaan Asing"
Post a Comment