Kabupaten Sumedang merupakan wilayah yang berada di tengah antara Bandung dan Majalengka. Posisinya ini sebenarnya sangat menguntungkan, mengingat Sumedang akan menjadi penyangga dari pusat Ibu Kota Jawa Barat (Jabar), Bandung.
Di sisi lain, Majalengka pun kini sudah mulai menggeliat setelah pembangunan Bandara Intenasional Kertajati. Jika tidak jeli melihat peluang yang ada, Sumedang kemungkinan besar hanya akan menjadi penonton pembangunan di Bandung dan Majalengka.
Untuk mengetahui apa saja yang akan dilakukan oleh jajaran Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk meningkatkan ekonomi masyarakat setempat, wartawan Koran Jakarta, Teguh Raharjo, berkesempatan mewawancarai Bupati Sumedang yang baru dilantik, Dony Ahmad Munir, di Bandung, baru-baru ini. Berikut petikan selengkapnya.
Setelah dilantik, apa program 100 hari yang akan dilakukan secepatnya?
Kami dengan Wakil Bupati Erwan sudah menyusun banyak program 100 hari, mengacu pada visi kami, yakni simpati. Artinya, Sumedang harus menjati sejahtera, warganya agamis, maju, profesional aparatnya, dan kreatif ekonominya.
Kami ingin kreatif dalam menciptakan lapangan pekerjaan agar mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Kami juga akan membangun sejumlah infrastruktur di beberapa lokasi strategis yang sinergis dengan program gubernur Jabar.
Apa saja program tersebut?
Ada pekerjaan besar seperti menyelesaikan Tol Cisumdawu, Cileunyi–Sumedang–Dawuan dan penataan Waduk Jatigede. Kami sudah membuat Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) yang menetapkan empat kecamatan sebagai kawasan ekonomi dan pariwisata khusus yaitu Ujung Jaya, Tomo, Buah Dua, dan Jatigede.
Lebih spesifiknya bisa dijelaskan?
Kami mengusulkan untuk membuat embarkasi haji di Sumedang. Di Ujung Jaya itu jauh lebih dekat ke bandara, jaraknya hanya 9 kilometer ke Kertajati. Di sana ada tanah seluas 36 hektare dan masuk kawasan Aerocity Majalengka, jadi lebih tepat jika dibangun di sana saja.
Selain itu, bisa juga dibangun rumah sakit haji, kami sedang ikhtiar ke arah sana. Memang ada yang usul di Indramayu, tapi kami bersaing sehat saja. Karena selain lebih dekat, kami sudah membuat RTRW-nya.
Kalau kawasan industrinya sendiri di mana?
Sebanyak empat kecamatan tadi cocok sekali. Dekat dengan jalan tol Ciwumdawu, bandara, dan pelabuhan di Cirebon. Luasnya ada ribuan hektare. Jatinangor dan Cimangu stop untuk industri, harus pindah ke sana. Ini akan menjadi pusat pertumbuhan eknomi terbaru. Kami mimpinya nanti mirip seperti Jababeka. Terpadu industrinya, pergudangan hingga pengolahan limbahnya. Jadi, yang mau berinvestasi tinggal datang dan bangun, semua akan kami siapkan.
Kami saat ini akan membuat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), lalu segera membuat proposal untuk menarik investor masuk. Ini jelas mendukung rencana gubernur yang ingin mengalihkan industri ke Majalengka, kami siapkan lokasinya di Sumedang. Soal sektor industri apa saja yang bisa masuk, tentu akan dibuat rencana lebih detailnya agar masyarakat Sumedang bisa ikut ambil bagian.
Pembangunan jalan tol terkadang membuat kota yang dilewati menjadi sepi dan mati ekonominya, Sumedang sudah mengantisipasi ini?
Jalan Tol Cisumdawu ini akan ada lima exit tol yang diarahkan ke Sumedang. Nah, kami akan membuat destinasi wisata unggulan di lima exit tol Sumedang agar pengendara yang lewat bisa mampir dulu, istirahat sambil wisata dan berbelanja di UMKM.
Misalnya, exit tol di sekitar Jatigede, di mana Jatigede juga akan menjadi kawasan wisata baru di Sumedang. Kami sudah menyiapkan jalur atau poros baru Lembang-Sumedang, di mana dari Bandung Barat bisa langsung ke Sumedang lewat jalur ini.
Jaraknya sekitar 25 kilometer dan sudah pernah direncanakan. Kami sudah berbicara dengan Pak Umbara (Bupati Bandung Barat terpilih) dan senada untuk meneruskan rencana ini. Kami akan berbicara dengan gubernur Jabar. Kalau bisa nantinya menjadi jalan provinsi. Sebab ini akan mendorong kemudahan transportasi barang, khususnya bidang produk pertanian.
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, meminta standar pelayanan publik merata di setiap kabupaten dan kota. Bagaimana dengan Sumedang?
Kami akan mempermudah segala urusan masyarakat. Itu saya katakan kepada semua ASN. Akan ada perubahan budaya melayani. Dari manual ke digital, mengubah dari zona nyaman ke kompetitif dan mengubah dilayani menjadi melayani. Kami akan mengambil sejumlah hal yang bagus dari Kota Bandung untuk pelayanan masyarakat, khususnya terkait teknologi digital.
Penanganan warga miskin dan pengurangan pengangguran menjadi prioritas. Kami juga ingin proses pembuatan KTP cepat dan transparan. Warga tinggal datang ke kecamatan, merekam data, lalu menunggu jadi di rumah. KTP akan dikirim melalui pos.
N-3
http://www.koran-jakarta.com/inovasi-kreatif-untuk-atasi-kemiskinan-di-sumedang/Bagikan Berita Ini
0 Response to "Inovasi Kreatif untuk Atasi Kemiskinan di Sumedang"
Post a Comment