Search

Harga Minyak Turun Tipis dari Rekor Tertinggi

NEW YORK - Harga minyak sedikit menurun pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah reli selama tiga sesi berturut-turut, tetapi tetap dekat posisi tertinggi empat tahun karena kekhawatiran pasokan global akan berkurang akibat sanksi-sanksi Washington terhadap Iran.

"Ini adalah pasar sedang menarik napasnya," kata Direktur riset pasar di Tradition Energy Gene McGillian.

BERITA TERKAIT +

Selain karena kekhawatiran sanksi-sanksi terhadap Iran, harga minyak sedang didukung oleh permintaan global yang tetap kuat dalam menghadapi ketegangan perdagangan.

Minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember kehilangan USD0,18 menjadi menetap pada USD84,80 per barel di London ICE Futures Exchange, sehari setelah mencapai level tertinggi empat tahun di USD85,45.

 Baca Juga: Harga Minyak Naik Usai Keputusan OPEC soal Peningkatan Produksi

Sementara itu, minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) AS, turun tipis USD0,07 menjadi ditutup pada USD75,23 arel di New York Mercantile Exchange, setelah sebelumnya menyentuh tingkat tertinggi empat tahun di USD75,91. Demikian seperti dikutip Antara, Jakarta, Rabu (3/10/2018).

 

Para analis yang disurvei oleh Reuters meramalkan bahwa stok minyak mentah AS naik sekitar dua juta barel pekan lalu, menjelang data dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) yang akan keluar pada pukul 16.30 waktu setempat dan dari pemerintah AS pada Rabu pagi waktu setempat.

Harga minyak mentah naik tiga kali lipat dari posisi terendah yang dicapai pada Januari 2016 setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia memangkas produksi mereka.

Sentimen pasar minyak juga terangkat oleh kesepakatan terakhir pada Minggu (30/9) untuk menyelamatkan NAFTA sebagai pakta trilateral antara Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada.

 Baca Juga: Harga Minyak Dunia Tembus USD82/Barel, Tertinggi sejak 2014

Sanksi-sanksi AS terhadap industri minyak Iran, yang pada puncaknya tahun ini memasok hampir tiga persen dari konsumsi harian dunia, akan mulai berlaku pada 4 November.

Sebuah survei Reuters tentang produksi OPEC menemukan produksi Iran pada September turun 100.000 barel per hari, sementara produksi dari OPEC secara keseluruhan naik sebesar 90.000 barel per hari dari Agustus.

"Para analis minyak kami percaya sekarang ada risiko yang semakin besar (minyak mentah) dapat menyentuh USD100 per barel," kata HSBC dalam prospek Ekonomi Global kuartal keempatnya.

 

Banyak analis mengatakan OPEC akan berjuang untuk menutupi penurunan ekspor dari Iran. Namun demikian bank Barclays Inggris, mengatakan, "OPEC memiliki banyak kapasitas cadangan." Melonjaknya harga minyak mentah dan melemahnya mata uang negara-negara berkembang dapat mengikis pertumbuhan ekonomi.

"Pelemahan pertumbuhan permintaan dan pasokan baru akan mendinginkan sentimen 'bullish' dan mendorong harga lebih rendah pada akhir tahun ini," kata Barclays.

(dni)

Let's block ads! (Why?)

http://economy.okezone.com/read/2018/10/03/320/1958912/harga-minyak-turun-tipis-dari-rekor-tertinggi

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to " Harga Minyak Turun Tipis dari Rekor Tertinggi"

Post a Comment

Powered by Blogger.