Search

Harga Minyak Naik Tipis meski Arab Saudi Janji Tingkatkan Produksi

NEW YORK - Minyak berjangka sedikit berubah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah memangkas kerugian awal meskipun Arab Saudi berjanji akan meningkatkan produksi minyak mentahnya ke rekor tertinggi, dua minggu sebelum sanksi-sanksi AS berpotensi mencekik pasokan Iran.

Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih, mengatakan bahwa negaranya tidak berniat meluncurkan embargo minyak seperti pada 1973 kepada konsumen di negara-negara Barat, tetapi lebih difokuskan pada peningkatan produksi untuk mengkompensasi kehilangan pasokan di tempat lain, seperti Iran.

BERITA TERKAIT +

 Baca Juga: Harga Minyak Makin Mahal, Investor Khawatir Pasokan Tersendat

Falih mengatakan Arab Saudi akan segera meningkatkan produksi menjadi 11 juta barel per hari (bph) dari 10,7 juta barel per hari saat ini. Dia menambahkan bahwa Riyadh memiliki kapasitas untuk meningkatkan produksi hingga 12 juta barel per hari.

"Harga minyak seimbang dalam sesi perdagangan hari ini meskipun Saudi berjanji untuk meningkatkan produksi. Ini masih belum merupakan kesimpulan awal bahwa peningkatan produksi kerajaan akan cukup untuk mengkompensasi hilangnya produksi potensial dari Iran dan Venezuela," kata analis energi senior di Interfax Energy Abhishek Kumar seperti dikutip Antara, Jakarta, Selasa (23/10/2018).

Minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember naik lima sen AS menjadi menetap di USD79,83 per barel. Sementara minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, juga naik lima sen AS menjadi ditutup di USD69,17 pada hari terakhirnya untuk kontrak berjangka bulan depan. Dalam perdagangan sepanjang hari, WTI sempat jatuh ke serendah USD68,27, terendah sejak 14 September.

 Baca Juga: Stok Minyak AS Naik, Harga Jadi Lebih Murah

Sementara itu, beberapa anggota parlemen AS, telah menyarankan penjatuhan sanksi-sanksi terhadap Arab Saudi atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Kerajaan, pengekspor minyak terbesar dunia, berjanji untuk membalas sanksi-sanksi apa pun dengan tindakan-tindakan yang lebih besar.

"Keraguan Gedung Putih menjadi penekanan keengganan Pemerintahan Trump untuk mengambil tindakan yang berarti terhadap Riyadh, hanya beberapa minggu sebelum sanksi-sanksi AS mulai berlaku," kata Fiona Cincotta, analis pasar senior di City Index, melalui perusahaan jasa perdagangan daring (online) Gain Capital, dalam sebuah catatan.

"Ancaman terselubung menggunakan minyak sebagai senjata pada dasarnya mengikat tangan-tangan AS. Investor sedang mengawasi dan menunggu bab berikutnya, sebelum menyesuaikan posisi mereka," kata Cincotta.

Sanksi-sanksi AS terhadap sektor minyak Iran dimulai pada 4 November, dan para analis percaya hingga 1,5 juta barel per hari pasokan bisa berisiko.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) setuju pada Juni untuk meningkatkan pasokan guna menutupi gangguan yang diperkirakan terhadap ekspor Iran.

(dni)

Let's block ads! (Why?)

http://economy.okezone.com/read/2018/10/23/320/1967628/harga-minyak-naik-tipis-meski-arab-saudi-janji-tingkatkan-produksi

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Harga Minyak Naik Tipis meski Arab Saudi Janji Tingkatkan Produksi"

Post a Comment

Powered by Blogger.