
loading...
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB), Manuntun Parulian Hutagaol, menyatakan Indonesia seharusnya sudah menjadikan tanaman produk bioteknologi segera dapat ditanam secara luas di lahan-lahan petani.
"Kebijakan itu dimaksudkan untuk dapat memacu produktivitas hasil pertanian dan efisiensi akibat penanganan gulma dan hama yang menjadi biang borosnya penggunaan pestisida yang mencemari tanah," ujarnya saat dihubungi wartawan, Senin (15/10/2018).
Menurut dia, ratusan tenaga ahli yang mumpuni, baik di lembaga riset, Litbang Pertanian Kementan, bahkan perguruan tinggi telah melakukan riset tentang tanaman biotek ini agar mampu menjadi solusi negara untuk kemakmuran dan penyediaan pangan nasional.
"Namun hasilnya (riset) tidak bisa diaplikasikan di lapangan karena pertimbangan pemerintah yang menurut saya tidak jelas ketakutannya dimana," jelasnya.
Berdasarkan catatan tahun 2012 silam, Komisi Keamanan Hayati (KKH) telah meloloskan jagung varietas RR (Roundup Ready) NK603 dan jagung varietas Bt (Bacillus thuringensis) Mon89034 sebagai varietas lolos uji keamanan pangan yang berarti aman dikonsumsi untuk dijadikan bahan pakan.
Tetapi hingga saat ini kedua varietas tersebut masih juga belum diperbolehkan diproduksi masal apalagi ditanam petani. Dalang macetnya produk PRG yang telah lolos uji dari KKH itu karena kelambanan Litbang Pertanian Kementan yang hingga kini belum juga mampu merampungkan Pedoman Pengawasan dan Pengendalian PRG sebagai piranti hukum pengawasan sesuai amanat PP Nomor 21/2005.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Guru Besar IPB: Kita Makan Produk PRG tapi Tidak Boleh Tanam"
Post a Comment