Analis: Saham-saham bank syariah berpeluang di era bunga tinggi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di era kenaikan suku bunga seperti saat ini, salah satu emiten yang justru memiliki peluang positif adalah emiten bank syariah. Dari sisi industri, perbankan syariah tidak terlalu terdampak dari naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia. Basis bagi hasil atau nisbah membuat bisnis bank syariah jauh lebih fleksibel.

Bila meneropong lebih jauh, dua emiten bank syariah seperti PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Tbk (BRIS) dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS) menunjukkan performa cukup kuat hingga kuartal III-2018.

BTPS mencatatkan pertumbuhan aset mencapai 32% menjadi Rp 11,30 triliun. Dari sisi penyaluran pembiayaan juga tumbuh signifikan mencapai 21% menjadi Rp 11,30 triliun. Rasio pembiayaan bermasalah di level 1,56%. BRIS mencatatkan pencapaian pembiayaan ritel dan konsumer per Oktober 2018 pembiayaan sebesar 91% dari total target sebesar Rp 6,7 triliun.

Rovandi, Analis Trimegah Sekuritas mengatakan, secara bisnis, perbankan syariah akan lebih fleksibel terhadap kebijakan dan strategi yang ada. Model bisnis bagi hasil atau nisbah membuat mereka tidak terlalu terbebani oleh sentimen negatif suku bunga.

“Secara market size pun bank syariah cenderung masih belum besar sehingga ruang tumbuh sangat besar,” ujar Rovandi kepada Kontan.co.id, Jumat (26/10).

Jika melihat data Otoritas Jasa Keungan, per Juli 2018 tercatat pangsa pasar secara aset perbankan syariah masih sekitar 5,72% atau sebesar Rp 443,03 triliun. Sedangkan bank secara industri mencapai Rp 7.745 triliun.

Rovandi menambahkan, perbankan syariah akan semakin berpotensi karena tercermin dari kinerja yang masih di atas rata-rata industri di kuartal III-2018. Karenanya, ia merekomendasikan saham BRIS dan BTPS.

“Untuk BRIS masuk dengan target harga Rp 600-Rp 620 per saham dan untuk BTPS masuk dengan target harga akhir tahun Rp 2.400-Rp 2.500 per saham,” tutup Rovandi.

Reporter: Yoliawan H
Editor: Herlina Kartika