KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) atas nama Menteri Keuangan mengumumkan, Senin (17/9), Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR004 meraup penjualan Rp 7,32 triliun. Penjualannya sudah ditutup pada 13 September lalu.
Pemesanan surat utang yang tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder ini menerima kelebihan pesanan atau oversubscribed sekitar 4,9 kali dari target awal yang disampaikan oleh seluruh Mitra Distribusi, yaitu sebesar Rp 1,49 triliun.
Berdasarkan jumlah investor, Mitra Distribusi kelompok financial techonology (fintech) berkontribusi sebanyak 13,3% investor, walaupun, secara volume, fintech hanya menyumbang sebesar 1,8%.
SBR004 yang merupakan seri SBR kedua yang penjualannya dialkukan secara online (e-SBN) ini menjangkau 21.672 investor di Indonesia, dengan investor baru SBR sebanyak 17.195 investor.
Dari investor baru, generasi milenial mendominasi sebesar 45,26% atau sebanyak 7.782 investor.
Usaha pemerintah dalam memperdalam investor ritel ini berhasil tumbuh bila dibandingkan penjualan SBR003 yang hanya menjangkau 7.642 investor dengan jumlah investor baru SBR sebanyak 5.683 investor.
Generasi milenial
Secara kumulatif, realisasi penerbitan SBR003 dan SBR004 melalui sistem online pada tahun 2018 mencapai Rp 9,25 triliun. Pencapaia ini lebih tinggi dibandingkan dengan penjumlahan penerbitan SBR001 (tahun 2014) dan SBR002 (tahun 2016) yang mencapai Rp 6,31 triliun.
Jumlah investor ritel terbesar adalah yang melakukan pemesanan pada rentang Rp 1 juta hingga Rp 100 juta yang mencapai 55,59%.
Target pemerintah untuk menyasar investor milenial juga tampaknya berhasil. Berdasarkan usia, jumlah investor dari generasi milenial atau yang lahir di tahun 1980-200 dengan rentang usia 18-38 tahun mendominasi dengan porsi mencapai 40,99% dari total jumlah investor.
Adapun dari sisi volume pemesanan, keompok baby boomer atau yang lahir di 1946-1964 dengan rentang usia 54-72 tahun adalah yang terbesar, mencapai 43,11% dari total volume pemesanan tau Rp 3,16 triliun.
Sedangkan berdasarkan kelompok profesi, jumlah investor terbesar datang dari pegawai swasta yang mencapai 37,95%. Selanjutnya, kelompok wiraswasta dan ibu rumah tangga masing-masing sebesar 23,39% dan 10,39%. Adapun berdasarkan volume pemesanan, kelompok profesi Wiraswasta adalah yang terbesar mencapai 39,40%, disusul oleh Pegawai Swasta dan Ibu Rumah Tangga masing-masing sebesar 24,20% dan 14,61%.
Jumlah nominal pemesanan SBR004 terbesar berdasarkan wilayah adalah Indonesia Bagian Barat selain DKI Jakarta yang mencapai Rp 3,29 triliun. Sedangkan wilayah DKI Jakarta mencapai Rp3,27 triliun dan wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Timur sebesar Rp 761,60 miliar. Dibandingkan dengan penerbitan SBR003, seluruh wilayah mengalami peningkatan dengan persentase peningkatan yang tertinggi yaitu DKI Jakarta sebesar 302,06%.
Rata-rata volume pemesanan per investor adalah Rp 337,90 juta.
Dana hasil penjualan SBR004 akan digunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, diantaranya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
SBR004 memiliki tingkat kupon untuk periode tiga bulan pertama (19 September - 20 Desember 2018) sebesar 8,05%.
Tingkat kupon tersebut berasal dari suku bunga acuan yang berlaku pada saat penetapan kupon, yaitu sebesar 5,50% ditambah spread tetap 255 basis poin (bps) atau 2,55%.
Tingkat kupon tersebut berlaku sebagai tingkat kupon minimal (floor) dan tingkat kupon minimal tidak berubah sampai dengan jatuh tempo di 20 September 2020.
Pembayaran kupon akan dibayarkan tanggal 20 disetiap bulan. Pembayaran kupon pertama kali pada 20 Oktober 2018. Sementara tanggal mulai berlakunya periode kupon ada di 21 Maret, 21 Juni, 21 September dan 21 Desember setiap tahun.
SBR004 memberikan fasilitas pengajuan early redemption dari 7 Oktober 2019 hingga 15 Oktober 2019. Tanggal setelmen early redemption di 21 Oktober 2019 dan investor dapat melakukan early redemption 50% dari setiap transaksi pembelian yang telah dilakukan pada masing-masing distribusi dengan kelipatan Rp 1 juta.
Pada penerbitan SBR004, Mitra Distribusi yang menyediakan layanan online bertambah dari yang semula berjumlah 9 (sembilan) menjadi 11 (sebelas) Mitra Distribusi, yakni PT. Bank Central Asia Tbk; PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk; PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk; PT. Bank Permata Tbk; PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk; PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk; PT. Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk; PT. Bareksa Portal Investasi; PT. Star Mercato Capitale (Tanamduit); PT Investree Radhika Jaya; dan PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku).
Editor: Sanny Cicilia
OBLIGASI
http://investasi.kontan.co.id/news/pemerintah-raup-rp-732-triliun-dari-penjualan-sbr004Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pemerintah raup Rp 7,32 triliun dari penjualan SBR004"
Post a Comment