loading...
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, realisasi neraca perdagangan yang mengalami defisit pada periode ini lebih disebabkan karena kenaikan impor minyak yang sangat tinggi pada periode tersebut dari beberapa negara. "Neraca perdagangan kita mengalami defisit dan ini berasal dari impor minyak yang tinggi. Karena defisit migas capai USD1,6 miliar," ujarnya di Gedung BPS, Jakarta, Senin (17/9/2018).
(Baca Juga: Neraca Perdagangan Indonesia Juli 2018 Defisit USD2,03 Miliar)
Dia menambahkan, pada Januari hingga Februari 2018 neraca perdagangan Indonesia memang masih defisit, namun pada Maret 2018 dan Juni sudah membaik dan terjadi surplus. Sedangkan pada April sampai Agustus 2018 ini kembali mengalami defisit karena kenaikan impor yang sangat tinggi dan harus menjadi perhatian.
Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari-Agustus 2018 juga masih mengalami defisit sebesar USD4,09 miliar. Diterangkan hal itu lantaran harga minyak dunia yang tinggi sehingga menyebabkan biaya impor pun menjadi naik.
"Neraca perdagangan Januari hingga Agustus defisit kita sebesar USD4,09 milar dan kita lihat komposisinya deifisit karena migas tinggi padahal non migasnya surplus USD 4,26 miliar," tandasnya.
Dipaparkan nilai ekspor Indonesia pada periode Agustus 2018 mencapai USD15,82 miliar sedangkan nilai impor Indonesia Agustus 2018 mencapai USD16,84 miliar atau tercatat lebih tinggi dibandingkan ekspor. Data BPS memperlihatkan ekspor Agustus menurun 2,90% dibanding ekspor Juli 2018, sementara dibanding Agustus 2017 meningkat 4,15%.
Sedangkan nilai Impor Agustus juga menurun sebesar 7,97% dibanding Juli 2018. Sebaliknya jika dibandingkan Agustus 2017 meningkat 24,65%. Rinciannya impor nonmigas Agustus 2018 mencapai USD13,79 miliar dan Impor migas Agustus 2018 sebesar USD3,05 miliar.
(akr)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Neraca Perdagangan RI Agustus 2018 Defisit USD1,02 Miliar"
Post a Comment