Merdeka.com - Pemerintah resmi meluncurkan mandatori biodiesel 20 atau B20 yang akan berlaku efektif mulai Sabtu (1/9) untuk semua sektor. Penggunaan B20 tidak hanya digunakan untuk public service obligation (PSO) namun juga non PSO meliputi alat berat hingga untuk keperluan industri.
BERITA TERKAIT
Kini seluruh solar di SPBU akan diganti dengan Biodiesel 20 atau B20, yang merupakan campuran bahan bakar nabati (minyak sawit) sebanyak 20 persen dengan bahan bakar minyak (BBM) solar.
Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, penerapan B20 dijalankan guna mendorong ekspor dan memperlambat impor untuk menyehatkan neraca pembiayaan dan mengurangi defisit transaksi berjalan. Menko Darmin yakin kebijakan ini bisa berbuah cepat bagi negara, terutama untuk penyelamatan devisa karena akan ada penghematan devisa karena solarnya dicampur minyak CPO.
"Berdasar hitungan Kementerian ESDM jika kebijakan berlaku efektif per 1 September nanti, maka penghematan yang bisa didapat negara untuk sementara adalah 1,1 miliar dollar AS atau Rp15,8 triliun," ungkap Menko Darmin seperti dikutip dari laman Setkab, Minggu (2/9).
Peluncuran dilakukan oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, didampingi oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Sekjen Kementerian ESDM Ego Syahrial, dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Plh. Deputi Bidang Perekonomian Setkab M. Amperawan, dan para pejabat terkait lainnya.
[bim]
https://www.merdeka.com/uang/implementasi-b20-hemat-devisa-rp-158-triliun-di-2018.htmlBagikan Berita Ini
0 Response to "Implementasi B20 hemat devisa Rp 15,8 triliun di 2018"
Post a Comment