KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pudjiadi and Sons Estate Tbk (PNSE) menghentikan sebagian segmen usahanya terkait dengan bencana alam gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis melalui situs Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (10/8), emiten ini menutup salah satu hotel yang dioperasikannya yakni The Jayakarta Lombok yang merupakan milik perusahaan anak, PT Hotel Juwara Warga.
"Dampak Gempa tersebut terhadap bisnis cukup mengganggu. Hotel Jayakarta Lombok menyumbang pendapatan yang cukup material. Kalau mengenai operasional saat ini masih belum pulih karena prosedur untuk melakukan perbaikan terkendala oleh proses asuransi," ujar Direktur PNSE Ariyo Tejo kepada KONTAN, Rabu (12/9).
Ariyo menambahkan bahwa bencana yang terjadi memang kejadian alam yang tak bisa terelakkan. Sampai saat ini, dirinya belum bisa menentukan kerugian atas kejadian tersebut. "Karena pembicaraan dengan pihak asuransi dan pihak terkait dengan masalah konstruksi bangunan masih belum selesai," tuturnya.
Peristiwa tersebut pun diakui mempengaruhi kinerja keuangan hotel. Ariyo bilang, kinerja bisnis sampai akhir tahun menjadi terdampak dan akan lebih kecil atau maksimal sama dengan tahun lalu. Soal proyeksi kinerja sedang dipelajari dan akan disimpulkan akhir bulan ini. "Tetapi ada kecenderungan penurunan bisnis secara umum untuk grup hotel kami," imbuh Ariyo.
Untuk mendongkrak pendapatan, PNSE mencoba mencari peluang baru dengan lebih memperkenalkan brand dan hotel kepada kelompok-kelompok komunitas. "Jadi kegiatan marketing lebih agresif. Lalu memperkuat upaya penjualan aset-aset tanah yang direncanakan untuk dijual seperti tanah di Cengkareng salah satunya," kata Ariyo lagi.
Penjualan aset dilakukan untuk memperkuat kas. PNSE perlu kas untuk melakukan perbaikan dan renovasi hotel demi memperbaiki kinerja.
Analis Panin Sekuritas, William Hartanto menilai saham PNSE ini kurang bagus karena emiten ini berencana menjual aset. "Walaupun untuk memperkuat kas, ke depannya emiten sudah kehilangan aset dan belum tentu dalam waktu singkat dapat menambah aset kembali," kata William.
Disamping itu, pergerakan harga saham berpotensi menguat dalam jangka pendek. Hanya saja, William menilai saham PNSE tidak likuid. Ia merekomendasikan wait and see dengan target harga hingga akhir tahun Rp 1.500 per saham. Hingga pukul 14.12 WIB, Rabu (12/9), harga saham PNSE tak bergerak dari perdagangan sebelumnya yakni Rp 765 per saham.
Editor: Komarul Hidayat
EMITEN
http://investasi.kontan.co.id/news/bisnis-terdampak-gempa-pudjiadi-and-sons-estate-pnse-jual-asetBagikan Berita Ini
0 Response to "Bisnis terdampak gempa, Pudjiadi and Sons Estate (PNSE) jual aset"
Post a Comment