Search

Kemiskinan Masih Menakutkan bagi Pemangku Kepentingan

HINGGA saat ini kemiskinan masih menjadi momok menakutkan bagi seluruh pemangku kepentingan dan petinggi bangsa ini. Entah apa yang salah, pasalnya sudah berbagai model penanggulangan dilakukan oleh pemerintah dan stakeholder terkait, tetapi masih saja sulit untuk menurunkan angka kemiskinan secara signifikan.

Menyadari hal tersebut, Pj. Bupati Bandung Barat, H. Dadang Mohamad Ma'soem menilai masih belum ditemukannya metode penanggulangan kemiskinan yang tepat. Sebab, meskipun sudah dilakukan secara terkoordinir dan lintas sektoral serta lintas pimpinan, keberadaan masyarakat yang dinilai kurang beruntung dalam perekonomian itu, persentasenya tetap tinggi dari tahun ke tahunnya.

"Saya rasa kendalanya pada metodologinya yang masih belum pas, sehingga belum diperoleh model penanggulangan kemiskinan yang terbaik," kata Dadang ketika membuka Rapat Koordinasi Pelaksanaan Model Penanggulangan Kemiskinan Ditingkat Desa tahun 2018, Rabu (29/8/2018) siang.

Ia menjelaskan melakukan penanggulangan kemiskinan bukanlah hal yang mudah karena selain menyangkut hajat hidup orang banyak, juga melibatkan banyak instansi serta lintas sektoral, sehingga harus ada persamaan persepsi dengan niat untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat.

Menurutnya, beberapa model yang pernah diterapkan dinilai tidak tepat karena seolah-olah memanjakan masyarakat yang masuk dalam kategori miskin dengan bantuan yang bersifat konsumtif, sehingga tidak membuat mereka lebih berdaya.

"Model yang paling pas adalah lebih kepada pemberdayaan perekonomian masyarakat. Dengan kata lain, berikan mereka kail serta pancing dan biarkan mereka berusaha menangkap ikan sendiri. Dan jangan hanya memberi mereka ikan, karena itu akan membuat mereka terlena," jelasnya.

Kepala Bidang Perencanaan, Bappelitbangda Kab. Bandung Barat, Kamal Mustofa menerangkan bahwa pada tahun 2018 ini angka kemiskinan di KBB sebanyak 11,49 persen dari populasi penduduk atau sekitar 192.000 jiwa. Menurutnya jumlah tersebut mengalami penurunan dari tahun sebelumnya meski jumlahnya masih sedikit.

"Untuk melipat gandakan penurunan angka kemiskinan ini, kami berkoordinasi langsung dengan para kepala desa, mengingat mereka adalah pihak yang lebih mengetahui kondisi masyarakat secara langsung dan terperinci. Jadi, para aparat desa merupakan ujung tombak penanggulangan kemiskinan karena mereka bersentuhan secara langsung dengan masyarakat," ungkapnya.

Selain lebih mengetahui data kemiskinan, para kepala desa beserta aparatnya juga dinilai bisa mengetahui solusi dan metodologi seperti apa yang bisa dilakukan untuk menanggulangi kemiskinan sebagai salah satu bentuk penajaman peran fungsi desa.

Tapi, jika dilihat sudut lainnya, pengentasan kemiskinan di Kab. Bandung Barat sudah relatif bagus karena sudah berjalan berbagai kearifan lokal yang bisa dijadikan media program percepatan penanggulangan kemiskinan seperti adanya perelek dan gotong royong.

"Jadi sebenarnya penanggulangan kemiskinan juga sudah dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan adanya beberapa kearifan lokal sehingga terbangun pemberdayaan masyarakat, disamping terus meningkatnya partisipasi pemerintah desa yang dimulai dari lokasi dimana masyarakat miskin berada," ungkap Kamal.

Editor: Endan Suhendra

Bagikan melalui:

Let's block ads! (Why?)

http://www.galamedianews.com/bandung-raya/198092/kemiskinan-masih-menakutkan-bagi-pemangku-kepentingan.html

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kemiskinan Masih Menakutkan bagi Pemangku Kepentingan"

Post a Comment

Powered by Blogger.