KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyedia data dan indeks pasar modal Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russel, kembali melakukan prombakan daftar saham Global Equity Index yang rencananya akan efektif pada 24 September. Beberapa saham domestik mengalami pergerakan di indeks tersebut.
Misalnya, INKP masuk ke daftar saham-saham besar di FTSE. Sedangkan INDF, KLBF, INTP keluar dari grup saham besar ke indeks berkapitalisasi menengah atau mid cap.
Selain itu, ada TKIM, TOTL, TRAM masuk ke daftar saham-saham kecil atau small cap.
Sedangkan JPFA, WTON, MPPA, LPCK, dan INKP keluar dari daftar saham-saham kecil.
Analis Trimegah Sekuritas Rovandi mengatakan, biasanya, saham-saham yang baru masuk daftar akan menjadi buruan investor, sehingga terjadi kenaikan harga signifikan di pekan pertama, sebelum akhirnya dilanda aksi ambil untung.
Sementara untuk saham-saham yang keluar akan mengalami koreksi dalam, namun akhirnya kembali naik normal.
Terkecuali INKP yang masuk indeks large cap, Rovandi memperkirakan SMBR, WTON, MPPA, dan LPCK mengalami downtrend sampai akhir tahun.
Rovandi merekomendasikan buy saham INKP dan TKIM dan TRAM. Sedangkan TOTL trading sell.
Setali tiga uang, William Hartanto Analis Panin Sekuritas menilai jika saham yang keluar dari indeks biasanya akan menurun, namun yang hanya berpindah dari big cap ke mid cap masih ada potensi naik.
“Setiap kali saham masuk dan keluar indeks, dalam jangka pendek akan ada perubahan tren,” kata William.
Dalam terawangan William, pergerakan JPFA, INKP dan TKIM menarik. Sedangkan TRAM, MPPA dan LPCK menurun dan sisanya sideways.
Senada, Dennis Christoper Jordan Analis Artha Sekuritas Indonesia menuturkan, saham-saham yang masuk indeks FTSE akan cenderung menguat dan yang keluar akan cenderung turun. “Penguatan, dikarenakan akan lebih banyak arus kas asing yang masuk ke saham-saham ini,” kata Dennis.
Dennis menilai INKP dan TKIM merupakan saham yang menarik saat ini. Jika dilihat bisnis saat ini, INKP dan TKIM masih berkembang yang terlihat dari kinerja keuangan yang sangat baik dimana penjualan dan laba bersih mengalami pertumbuhan.
William merekomendasikan buy INKP dan TKIM. Lalu wait and see untuk TOTL dan TRAM karena rawan menurun.
Untuk jangka pendek sekitar dua bulan, dalam hitungan Dennis, target harga TKIM 17.500 per saham, JPFA 2.500 per saham, INKP 20.000 per saham, WTON 480 per saham.
Kinerja emiten
Untuk diketahui penjualan TKIM naik tipis 4,38% year on year (yoy) dari US$ 525,27 juta menjadi US$ 548,28 juta pada paruh pertama tahun ini. Laba bersih yang dikantongi juga melonjak drastis dari US$ 4,22 juta menjadi US$ 147,6 juta, atau naik 3,397% yoy.
INKP membukukan pendapatan sebesar US$1,66 miliar, naik 14,08% yoy dari US$ 1,45 miliar. Adapun, laba bersihnya naik 99,04% yoy dari US$ 171,07 juta menjadi US$ 340,5 juta.
INDF catatkan penjualan naik terbatas menjadi Rp 36 triliun. Penjualan hanya naik 1% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 35,65 triliun. Laba usaha tumbuh 2,1% menjadi Rp 4,54 triliun. Sedangkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas intuk turun 12,7% menjadi Rp 1,96 triliun.
KLBF membukukan pertumbuhan penjualan 3,12% secara tahunan. Jumlah yang dikantongi naik dari Rp 10,06 triliun pada semester I/2017 menjadi Rp 10,38 trililiun pada semester I/2018. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun tipis 0,03% secara tahunan. Pencapaian Rp 1,215 triliun pada semester I/2018 turun dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,216 triliun.
Pendapatan INTP menurun tipis 0,91% year-on-year (yoy) jadi Rp 6,48 triliun. Sementara beban pokoknya naik hingga 11% yoy menjadi Rp 4,78 triliun. Alhasil, laba bersih Indocement pun anjlok 60% yoy menjadi Rp 355,11 miliar.
Pendapatan TOTL Rp 1,40 triliun. Jumlah tersebut naik 2,39% dari Rp 1,37 triliun pada semester I/2017. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk TOTL tergerus 3,22% secara tahunan pada semester I/2018. Tercatat, terjadi penurunan dari Rp 127,49 miliar menjadi Rp 123,39 miliar.
MPPA membukukan penjualan bersih senilai Rp 5,87 triliun paruh pertama tahun ini, atau turun 12,5% dari posisi Rp 6,71 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba kotor menjadi Rp 691,23 miliar, turun 30,8% dari posisi Rp1 triliun pada semester I/2017.
JPFA catat revenue naik 18,2% Rp 16,7 triliun. Laba bersih juga naik drastis 146,23% ke Rp 1,11 triliun. Penjualan utamanya berasal dari peternakan dan produk konsumen yang menyumbangkan 42,63% total keuntungan atau setara Rp 7,12 triliun. Posisi kedua adalah pakan ternak dengan nilai Rp 5,87 triliun dan diikuti oleh penjualan DOC senilai Rp 1,44 triliun.
Editor: Sanny Cicilia
EMITEN
http://investasi.kontan.co.id/news/ftse-rombak-pilihan-saham-ini-saham-indonesia-yang-keluar-dan-masuk-daftarBagikan Berita Ini
0 Response to "FTSE rombak pilihan saham, ini saham Indonesia yang keluar dan masuk daftar"
Post a Comment