KONTAN.CO.ID -TOKYO.
TOKYO. Dalam bisnis, Hasnur Grup tak lagi muda. Bahkan, Senin 27 Agustus ini, usaha yang dibidangi pasangan suami istri Abdussamad dan Sulaiman dan Nurhayati ini menginjak 52 tahun.
Di usia ini, Hasnur memiliki 57 anak usaha. "Akhir tahun ini akan bertambah menjadi 60 perusahaan," tandas Direktur Keuangan Direktur Keuangan Hasnur Grup Syamsul Bachri Djadi (24/8).
Memulai usaha dari jasa angkutan sungai, lima sektor usaha kini jadi andalam Hasnur yakni di sektor kehutanan (forestry), perkebunan, pertambangan, media dan jasa.Salah satu yang terbesar sektor tambang dengan kontribusi ke induk 80%- 90%.
Lewat sub holding berbendera PT Hasnur Jaya International (HJI), Hasnur membawahi anak usaha di tambang batubara (Hasnur Jaya Energi), terminal (Hasnur Resources Terminal) dan perkapalan (shipping) lewat Hasnur Internasional Shipping. "Jadi di bisnis pertambangan, Hasnur kami tak hanya hanya punya ladang batubara, tapi juga memiliki terminal dan kapal sendiri," imbuh Syamsul.
Hingga kini, ladang batubara terbesar dimiliki PT Energi Batubara Lestari dan PY Bhumi Rantau. Keduanya, memiliki cadangan masing-masing 80 juta metrik ton dan 200 juta metrik ton. Pasar lokal dan ekspor menjadi tujuan komposisi 45% dan 55%.
Di pasar lokal, selain PLN, Hasnur juga menjual batubaranya ke pabrik semen. Adapun, pasar ekspor beberapa klien besar antara lain: Itochu Corporation, Mitsui & Co LTd dan Endesa, Spanyol.
Akhir pekan lalu, Itochu menambah pembelian batubara sebanyak 500.000 ton untuk menggenapi pesanan di tahun ini sebanyak 1,5 juta ton batubara menjadi 2 juta ton. Adapun Mitsui tahun ini menambah pesanan sebanyak 3 juta ton. Dengan begitu, kontrak dengan Mitsui mencapai 4,5 juta. Dengan tambahan permintaan, HJI optimistis produksi tahun ini bisa mencapai 12 juta ton.
Dengan aset per akhir 2017 Rp 2,9 triliun dan pendapatan usaha tambang Rp 1,9 triluun dengan laba bersih Rp 350 miliar, HJI mengincar kenaikan pendapatan usaha, laba dan aset 20%-30% di 2018 ini.Ini artinya, tahun ini HJI menargetkan laba bersih usaha sebesar Rp 420 miliar sampai Rp 455 miliar. "Adapun capaian sampai semester I 2018, pendapatan Rp 1,1 triliun dengan laba bersih Rp 200 miliar," ujar Syamsul lagi.
Untuk mencapai target usaha 20%-30%, Hasnur akan memacu ekspor sebagai andalan. Korea Selatan, China, India, dan Spanyol jadi tujuan.
Rencananya di 2019, Hasnur ini juga akan melebarkan pasar ekspor ke Slovenia dan Chile. "Perluasan pasar ekspor jadi target kami agar portofolio menyebar," imbuh Direktur PT Bhumi Rantau Energi Hendra Santoso.
Makanya, di tahun depan, Hasnur akan menyiapkan dana belanja modal Rp 1,2 triliun-Rp 1,4 triliun. Rencananya, Hasnur akan melepas saham anak usahanya 20%-30% di semester I 2019 nanti lewat initial public offering (IPO). "Hasil IPO untuk modal usaha, salah satunya pembangunan floating storage untuk membuat bisnis usaha kami lebih efisien," ujar Syamsul.
Editor: Titis Nurdiana
BATUBARA
http://investasi.kontan.co.id/news/bikin-floating-storage-hasnur-siapkan-capex-rp-14-triliun-1Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bikin floating storage, Hasnur siapkan capex Rp 1,4 triliun"
Post a Comment