KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah hari ini (28/5) diprediksi bakal berlanjut pada perdagangan Rabu (29/5). Mengingat tekanan dari sentimen eksternal diprediksi masih akan menekan pergerakan nilai kurs rupiah besok
Berdasarkan data kurs tengah Bank Indonesia Selasa (28/5), mencatatkan pelemahan 0,13% ke level Rp 14.380 per dollar AS. Sedangkan pada data Bloomberg, kurs rupiah berada di level Rp 14.375 per dollar AS atau menguat tipis yakni 0,03%.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, sentimen eksternal kemungkinan bakal mendominasi tekanan kurs besok (29/5). Apalagi, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan belum siap untuk membuat kesepakatan dengan China.
Bahkan, Trump juga mengancam bahwa tarif AS untuk barang-barang China bisa naik cukup tinggi ke depannya. Presiden AS tersebut juga menginginkan agar hambatan untuk ekspor barang ke Jepang dihapuskan. Di sisi lain, surplus neraca perdagangan Negeri Sakura berpotensi tertekan.
Sentimen eksternal lainnya yang bakal mempengaruhi pergerakan kurs rupiah terhadap dollar AS besok (29/5) yakni terkait pemilihan parlemen Uni Eropa yang menunjukkan polarisasi blok 28 negara anggota.
Adapula, sentimen dari naiknya tensi politik di Timur Tengah yang dikhawatirkan terus memanas dan berujung pada agresi militer. Jika hal tersebut sampai terjadi, maka pasokan minyak akan terhambat, mengingat Timur Tengah merupakan kawasan penghasil minyak terbesar di dunia.
"Sehingga, rupiah besok (29/5) diperkirakan masih melemah karena sentimen eksternal. Khususnya, sentimen perang dagang dan naiknya harga minyak," kata Ibrahim kepada Kontan, Selasa (28/5).
Adapun proyeksi rupiah untuk besok, diyakini masih akan melemah pada level Rp 13.346 - Rp 14.395 per dollar AS.
Editor: Wahyu Rahmawati
Editor: Wahyu Rahmawati
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tensi perang dagang dan Timur Tengah berpotensi menekan rupiah lagi"
Post a Comment