
Melihat potensi gelombang tinggi tersebut, BMKG mengimbau seluruh pengguna transportasi laut sebagai mobilitas utama termasuk nelayan agar waspada. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pun mengimbau agar jajarannya memperketat pengawasan pada aspek keselamatan kapal-kapal yang hendak bepergian.
Kendati demikian, Budi mengaku gelombang tinggi di laut bisa berdampak lebih dalam pada nelayan. Itu sebabnya, mantan direktur Angkasa Pura II itu membuat program padat karya bagi para nelayan.
Secara singkat Budi menjalankan program ini bisa berbentuk bersih-bersih pantai atau selokan serta membuat keramba ikan.
"Intinya saudara-saudara itu mendapatkan gaji dengan bekerja, kerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan yang bermanfaat bagi masyarakat," ucap Budi kepada para pewarta.
Untuk program ini Kemenhub menggandeng Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta Kementerian Sosial. Budi menyebut kampung-kampung nelayan di pantai selatan Sumatera dan Jawa yang bakal mendapat program tersebut.
Sebelumnya, BMKG menyebut potensi gelombang tinggi cukup bervariasi mulai dari barat Pulau Sumatera, selatan Pulau Jawa hingga selatan Nusa Tenggara.
"Potensi gelombang tinggi ini mulai dari 22 Juli hingga diperkirakan 26 Juli bahkan 28 Juli masih akan terjadi," terang Dwikorita.
Tinggi gelombang diprediksi cukup bervariasi mulai dari 2,5 meter hingga 6 meter. Namun Dwikorita mengatakan puncak gelombang tinggi ini akan terjadi pada 24-25 Juli besok. (age)
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180722164258-20-316092/waspadai-gelombang-tinggi-kemenhub-beri-kompensasi-nelayanBagikan Berita Ini
0 Response to "Waspadai Gelombang Tinggi, Kemenhub Beri Kompensasi Nelayan"
Post a Comment