Perbaiki Defisit Neraca Perdagangan, Impor Pipa Baja Dibatasi

JAKARTA - Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai akan memperketat pengawasan impor barang, khususnya untuk sektor migas, seperti pipa baja. Hal ini upaya untuk untuk mengurangi defisit perdagangan.

Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo menjelaskan, banyaknya barang impor di sektor migas yang lolos masuk ke Tanah Air. Oleh sebab itu, akan dilakukan analisis rencana impor barang (RIB) bersama Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) yang memberikan izin impor.

BERITA TERKAIT +

"Makanya ini kita perbaiki rencana impor barang-nya, dengan tim SKK Migas juga. Kita mau optimalkan (produksi) dalam negeri," ujarnya di Kantor Kemenko Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (24/7/2018).

Dia menyatakan, memang ada ketentuan untuk barang impor bisa masuk ke Indonesia, yakni produksi dalam negeri tak memenuhi kebutuhan, atau spesifikasi barang tak tersedia di dalam negeri. Namun, bila terus mengusahakan impor hal ini akan membuat defisit neraca perdagangan.

"Tapi kalau masuk spek (spesifikasi yag ada dalam negeri) kenapa kita harus impor. Kalau impor terus, kita defisit terus. Oleh karena itu bagaimana caranya mengatakan barang yang tidak boleh masuk karena spesifikasinya seperti pipa, itu kita sinkronkan,” paparnya.

Defisit Neraca Perdagangan

Menurutnya, dengan mendorong penggunaan produksi dalam negeri dan membatasi impor, maka negara akan menghemat hingga USD20 miliar.

"Ini kita bisa menghemat USD20 miliar USD dari Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) itu. Kan kalau kita pakai dalam negeri bisa meningkatkan utilisasi. Jadi, bisa mengurangi impor," ungkapnya.

Untuk diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sejak awal tahun 2018 defisit terjadi di bulan Januari sebesar USD756 juta, Februari USD59,9 juta, April USD1,63 miliar dan Mei USD1,56 miliar.

(dni)

Let's block ads! (Why?)