JAKARTA - Jumlah kantor di Jakarta terus bertambah. Sayangnya, naiknya jumlah kantor tidak diikuti dengan kenaikan permintaan.
Lembaga riset properti Colliers International Indonesia dalam laporannya menyebutkan ada 500.000 ribu square meter lahan perkantoran baru yang siap disewakan di Jakarta hingga akhir 2018. Di mana 64% di antaranya berada di kawasan sentral bisnis atau Central Business Dictrict (CBD).
Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto menuturkan, jumlahnya diperkirakan akan terus bertambah dimana hingga periode 2019- 2021 jumlah kantor baru yang siap untuk disewakan menjadi 1,17 juta square meter.
"Jadi ini kondisi yang cukup berbeda dari beberapa tahun sebelumnya, bahwa ada satu sisi permintaan menurun, tapi pasokan bertambah," kata dia di Gedung WTC 1, Jakarta, Selasa (4/7/2018).
Tren penyewaan yang turun, mempengaruhi tingkat okupansi yang juga tertekan. Hingga akhir tahun, tingkat okupansi di kawasan CBD diprediksi 79% turun dari tahun lalu yang mencapai 85%.
"Dulu (okupansi) 85%, tapi sekarang dengan adanya proyeksi gedung-gedung akan masuk sampai 2019, perkirakan kami akan turun okupansi jadi 79% CBD pada 2018. Di luar CBD 80%, juga ada penurunan 2-3% dalam kurun waktu 1 tahun," kata dia.
Akan tetapi, tahun depan tingkat okupansi diyakini bisa balik arah atau rebound hingga 82%-82% didorong prediksi pertumbuhan ekonomi yang membaik dan pasokan kantor yang terbatas tahun itu.
Sementara itu, harga sewa kantor hingga akhir tahun diperkirakan tumbuh hingga 10%-11% untuk kawasan CBD. Untuk luar kawasan CBD harga sewa diprediksi tumbuh tips pada rentang 3%-4%.
"Kenapa naik padahal pasoknya banyak, karena perhitungan sewa itu berdasarkan pasok yang tersedia," jelas Ferry.
(kmj)
http://economy.okezone.com/read/2018/07/04/470/1917776/jumlah-kantor-di-jakarta-bertambah-tapi-permintaan-turunBagikan Berita Ini
0 Response to "Jumlah Kantor di Jakarta Bertambah, Tapi Permintaan Turun"
Post a Comment