Data PDB AS yang positif berpotensi menekan laju rupiah esok

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akhir pekan lalu, nilai tukar rupiah berhasil ditutup menguat. Namun, kekuatan tersebut diprediksi sukar berlanjut di perdagangan besok, Senin (30/7), lantaran data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang cemerlang.

Mengutip Bloomberg, Jumat (27/7) lalu, kurs rupiah di pasar spot menguat 0,31% ke posisi Rp 14.417 per dollar AS. Namun, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia (BI) justru tercatat melemah 0,27% ke level Rp 14.483 per dollar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail memproyeksi, kurs rupiah akan kembali terpuruk di awal pekan nanti. Pasalnya, data estimasi awal pertumbuhan PDB AS di kuartal-II 2018 dirilis positif meski meleset dari konsensus.

Jumat lalu, PDB AS sepanjang kuartal II-2018 dirilis tumbuh 4,1% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang hanya tumbuh 2%. Sebelumnya, para ekonom memprediksi pertumbuhan PDB AS bisa mencapai 4,2% qoq.

"Realisasi PDB ini akan membuat keputusan The Fed menaikkan suku bunga pada September mendatang semakin pasti, rupiah pun bisa kembali melemah," ujar Mikail, Jumat (27/7).

Kendati demikian, Mikail berharap tekanan pada rupiah tak berlangsung lama sepanjang pekan ini. Terutama, pertumbuhan inflasi sepanjang Juli akan dirilis pada Rabu (1/8) mendatang dan diharapkan memberi hasil positif.

Selain itu, sentimen positif bagi rupiah seyogianya datang dari rencana pemerintah melakukan relaksasi domestic market obligation (DMO) batubara. "Ini akan berdampak bagus untuk rupiah karena bisa mendorong ekspor dan menarik devisa negara sesuai tujuan pemerintah," kata Mikail.

Untuk itu, dalam sepekan ke depan, Mikail cukup yakin nilai tukar rupiah akan bergerak menguat dalam rentang Rp 14.400 - Rp 14.450 per dollar AS. Terlebih, pelaku pasar juga masih dalam penantian rilis data pertumbuhan PDB Indonesia di kuartal-II 2018 yang dalam harapan Mikail, bisa terjaga di level 5,18% yoy.

Namun, besok, ia mempredikasi rupiah masih akan tertekan dan bergerak dalam rentang sempit di kisaran Rp 14.460 - Rp 14.470 per dollar AS.

Reporter: Grace Olivia
Editor: Herlina Kartika