
Gejolak tidak akan terjadi terus menerus.
"Perubahan harian memang kadang-kadang juga tidak tinggi, jadi tidak perlu menganggap itu sesuatu yang luar biasa terjadi," ujar Darmin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (20/7).
Darmin mengatakan pelemahan rupiah saat ini terjadi akibat ucapan Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell yang akan ambisius menaikkan bunga acuan Fed Rate karena indikator makroekonomi AS yang terus membaik.
Ia memperkirakan Bank Indoensia (BI) akan mengikuti kebijakan tersebut dengan menyesuaikan suku bunganya.
Ia yakin BI bisa melakukan intervensi untuk menjaga permintaan dan penawaran di pasar valuta asing. Sementara dari sisi pemerintah, perbaikan stabilitas nilai tukar rupiah akan dilakukan dengan mengurangi impor agar cadangan devisa bisa digunakan secara leluasa oleh BI untuk melakukan intervensi.
"Kami tidak melakukan hal itu (intervensi) karena dolar pemerintah ada di BI. Sehingga kalau dibilang kebijakan menahan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) kemarin, ya itu memang kebijakan BI," imbuh dia.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan kondisi nilai tukar saat ini sudah melewati level psikologis pelaku industri. Menurutnya, pelaku industri tentu berharap kurs rupiah sesuai dengan asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Namun menurutnya, yang dibutuhkan industri adalah nilai tukar yang tidak berfluktuasi. Sehingga, harusnya kondisi saat ini tidak begitu dikhawatirkan pelaku usaha.
Ia pun tak memungkiri bahwa depresiasi rupiah juga berdampak pada semakin mahalnya bahan baku dan antara, mengingat sebagian besar kebutuhannya didatangkan dari impor. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menerangkan impor bahan baku dan antara mengambil porsi 74,67 persen dari total impor sebesar US$89,04 miliar di semester I 2018.
Namun ia yakin, selama kursnya stabil, industri bisa menyesuaikan.
"Yang paling penting bagi industri adalah nilai tukar yang stabil. Kalau level tidak berfluktuasi, industri bisa menyesuaikan," jelas dia.
Pagi ini, nilai tukar rupiah bergerak melemah pada perdagangan pagi hingga ke level Rp14.515 per dolar Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data reuters, rupiah dibuka di level Rp14.500 atau melemah 58 poin dibanding penutupan perdagangan kemarin di level Rp14.442 per dolar AS. Adapun hingga pukul 09.30, rupiah terus melemah hingga ke level Rp14.515.
(agt) https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180720130425-532-315660/darmin-pelemahan-rupiah-jangan-dianggap-luar-biasaBagikan Berita Ini
0 Response to "Darmin: Pelemahan Rupiah Jangan Dianggap Luar Biasa"
Post a Comment