Search

Sayur-mayur Jayawijaya untuk PON - JUBI

Sayur-mayur yang dihasilkan Kelompok Tani Ji Nit Meke di Distrik Hubikiak, Kabupaten Jayawijaya. -Jubi/Dokumentasi Herlina Huby

Papua No. 1 News Portal | Jubi

KABUPATEN JAYAWIJAYA berada di hamparan Lembah Balim yang terbentang di ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut. Sejak lama, kabupaten ini dikenal sebagai penghasil sayur-mayur yang beragam.

Berbagai jenis sayuran itu banyak dijumpai di pasar tradisional yang ada di Jayawijaya. Sayuran di sana termasuk dalam kategori sayuran dataran tinggi. Keunggulan dari berbagai produk pertanian Jayawijaya yakin karena tanaman pangan merupakan produk organik, yang pengembangannya tidak menggunakan pupuk kimia atau pestisida.

Berkat keunggulan produksi tanpa pupuk kimia itu, pada periode 1990-an PT Freeport Indonesia pernah menjadikan Jayawijaya sebagai satu-satunya penyuplai sayur-mayur. Selain merupakan produk organik, hasil yang melimpah di lahan yang subur juga menjadi faktor lain kenapa sayuran dari Pegunungan Tengah Papua ini menjadi terkenal.

Untuk itu, pada pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XX 2020 di Papua, berawal dari usulan seorang kepala distrik di Jayawijaya dalam evaluasi Pemerintahan Kampung pada pertengahan Januari 2020, Jayawijaya diharapkan menjadi penyuplai stok dan kebutuhan sayur-mayur untuk PON nanti.

Gayung bersambut, Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua, menyetujui usulan itu. Ia berharap agar setiap kepala distrik dapat mengakomodir masing-masing kepala kampung, untuk mengajak masyarakat membuka lahan bagi produk pertanian.

Loading...

;

“Saya akan minta Dinas Pertanian untuk meninjau ini kembali, karena sayuran sangat dibutuhkan untuk kegiatan PON. Kalau memang benar-benar masyarakat kami siapkan, sayur akan sangat tersedia,” kata Banua, di Wamena, belum lama ini.

Kepala Dinas Pertanian Jayawijaya, J. Hendri Tetelepta, mengaku pihaknya siap membantu para kepala kampung untuk pengembangan sayur-mayur. Pun untuk memberi pendampingan teknis dari tenaga penyuluh.

“Kalau dari sisi pendanaan, saya pikir dana kampung bisa untuk menangani kegiatan itu. Karena kami di dinas semacam percontohan saja, tidak bisa dalam kawasan pengembangan besar,” katanya, di Wamena, Selasa, 4 Februari 2020.

Menurutnya, di Jayawijaya sendiri terdapat beragam jenis sayur-mayur seperti bawang merah, labu siam, daun bawang, bayam, buncis, cabai, kacang panjang, kubis (kol), mentimun, kacang merah, kentang, sawi (hijau dan putih), terong, tomat, wortel dan petsai.

“Luasan lahan produksinya pun berbeda-beda. Misalnya bawang merah yang menjadi binaan Dinas Pertanian ada 15 hektare,” katanya.

Namun menurutnya, luasan lahan itu juga dibagi per kawasan. Seperti di wilayah timur Jayawijaya, dari Wouma, Welesi hingga ke arah Asotipo lebih banyak ditanami keladi, wortel dan kacang merah.

“Untuk daerah Muai, Distrik Hubikiak, Hubikosi hingga Musatfak lebih banyak tanam daun bawang, wortel, kol (kubis) dan, sawi, sedangkan daerah yang dataran tinggi fokusnya pada tanam buah dan perkebunan lainnya,” katanya.

Untuk jumlah produksi setiap tahunnya, kata dia, pada 2019 Dinas Pertanian belum bisa memastikan berapa banyak produksinya untuk setiap komoditi, karena masih dalam tahap pendataan. Hal itu juga terkendala berbagai faktor, baik dari anggaran juga situasi di tahun kemarin yang dianggap kurang kondusif.

“2019 kami terganggu karena pengurangan dana Otsus, dimana kami tidak dapat sama sekali, sehingga otomatis input untuk meningkatkan produksi itu tidak ada dari sisi program dan kegiatan. Ditambah semenjak 23 September 2019 [kerusuhan Wamena], data yang masuk dari kampung-kampung sedikit terganggu, tetapi saat ini kami mulai mengisi data, sehingga dapat diketahui apakah ada kenaikan produksi atau turun,” katanya.

Meski begitu, lanjutnya, produksi pada 2018 untuk tanaman bawang merah tercatat sebanyak 19 ton, labu siam 70 ton, daun bawang 10 ton, bayam 9 ton, dan buncis 12 ton.

“Untuk pemenuhan sayur tersebut, dinas juga di tahun ini mempunyai program pengembangan atau pembibitan sayur dataran tinggi, untuk memenuhi kebutuhan sayur-mayur,” katanya.

Siapkah Jayawijaya penuhi stok sayur-mayur PON?

Dinas Pertanian Jayawijaya, menyampaikan untuk memenuhi kebutuhan PON nanti, stok sayuran yang ada masih dikonsumsi masyarakat di Jayawijaya dan sekitarnya, atau oleh daerah pemekaran lainnya.

“Kita belum tahu. Kita punya produksi ini masih dikonsumsi teman-teman kita dari daerah pemekaran. Kalau nanti ditambah buat PON, dan input untuk meningkatkan produksi tidak ada, itu akan jadi persoalan,” kata Kepala Dinas Pertanian Jayawijaya, J. Hendri Tetelepta.

Namun untuk menyeimbangkan itu, kata dia, harus ada program untuk mendukung peningkatan produksi di tingkat petani.

Sementara itu, Koordinator Kelompok Tani Ji Nit Meke (Ini Milik Bersama/Kami Punya) yang berada di Kampung Hubikosi, Distrik Hubikosi, Herlina Huby mengatakan jika saat PON Papua nanti kebutuhan sayuran diperlukan suplai dari daerahnya itu, ia bersama kelompok taninya mengaku siap.

“Kami sangat siap, karena sekarang ini dari November 2019 sampai sekarang kami bisa siapkan 1 ton sayuran, untuk dimasukkan ke sejumlah supermarket milik SAGA di Jayapura. Sayuran itu seperti wortel, daun bawang, bunga kol dan sawi putih,” katanya, saat ditemui di kediamannya di Distrik Hubikiak, belum lama ini.

Lanjutnya, lahan yang dikelola kelompok tani yang berdiri sejak 2012 itu seluas 7 hektare. Lahan itu ditangani 25 anggota yang semuanya perempuan. Mereka rutin menanam sayuran maupun tanaman tumpang sari seperti jagung dan padi. Selain itu, ada juga lahan yang disediakan untuk kolam ikan.

“Dalam setahun, tiga kali tanam, tiga kali panen. Karena umur sayur tiga-tiga bulan. Sekali panen, kalau di saya satu sampai dua hektare ditanam, bisa dapat 5 sampai 10 ton gabungan komoditi yang ditanam,” katanya. (*)

Editor: Kristianto Galuwo

Let's block ads! (Why?)

https://www.jubi.co.id/sayur-mayur-jayawijaya-untuk-pon/

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sayur-mayur Jayawijaya untuk PON - JUBI"

Post a Comment

Powered by Blogger.