JAKARTA, investor.id - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN akan menjalin kerja sama dengan stakeholder lainnya termasuk pengembang untuk membidik pasar perumahan kelas menengah bawah yang saat ini pasarnya masih cukup besar. Apalagi backlog (kekurangan) rumah masih cukup tinggi capai 7,6 juta unit rumah.
“Potensi perumahan di tipe rumah berkisar Rp150 juta-Rp300 juta masih jauh dari jenuh. Kondisi tersebut, menjadi tanah subur yang siap digarap,” ungkap Direktur Utama Bank BTN Pahala N Mansury, dalam acara Media Breifing, di Ayodya Tower, Jakarta, Senin (17/2).
Pahala mengatakan, untuk menggaet pasar tersebut, pihaknya bekerjasama dengan pengembang perumahan yang berkomitmen untuk mewujudkan ketersediaan rumah yang layak meski tidak harus mendapatkan subsidi dari pemerintah. “Banyak pekerja yang belum mendapatkan subsidi dari pemerintah dan tentu kami bekerjasama dengan pengembang untuk membangun rumah murah, meski bunga dengan komersial,” katanya.
Saat ini, kata dia, BTN masih berkomitmen untuk menyediakan rumah bagi MBR dan sesuai dengan tugas pemerintah kepada BTN untuk menyalurkan pembiayaan perumahan dengan harga terjangkau dan selama ini terlihat bahwa portofolio BTN sebesar 92% adalah penyalur kredit untuk perumahan MBR dari total 40% pembiayaan perumahan secara keseluruhan.
Sementara pada tahun 2020 ini, Pahala mengakui , masih dibayangi kondisi perlambatan ekonomi, tetapi peluang bisnis terbuka lebar. Berbagai potensi bisnis yang masuk dalam radar perseroan yakni berkembangnya sentra-sentra pertumbuhan baru. Berbagai sentra tersebut muncul dari tren urbanisasi, peningkatan kelas menengah, pengembangan infrastruktur, hingga pemindahan Ibu Kota Negara. “Era digital disruption yang kian menguat juga menjadi bisnis menarik bagi perseroan terutama dalam mengembangkan lini digitalnya.” Katanya.
Dengan varian strategi dan peluang, pada tahun kabisat ini, Pahala juga yakin BTN mampu mencatatkan pertumbuhan kredit di level 10% secara tahunan (year-on-year/yoy). Pada tahun ini, dalam rangka mengembalikan hakikat Bank BTN sebagai bank tabungan, perseroan juga telah meluncurkan produk bundling dana yang menawarkan berbagai kemudahan. Dengan produk anyar tersebut, BTN juga optimistis Dana pihak ketiga (DPK) pun dibidik naik berkisar 13%-15% yoy dan aset meningkat 6%-8% yoy.
BTN mencatatkan kenaikan penyaluran kredit dan pembiayaan di level 7,36% yoy. Adanya peningkatan kredit dari posisi Rp238,29 triliun pada Desember 2018 menjadi Rp255,82 triliun di bulan yang sama tahun lalu. Pertumbuhan kredit tersebut berada di atas rata-rata laju kredit industri perbankan nasional. Bank Indonesia merekam penyaluran kredit perbankan tumbuh melambat di level 5,9% yoy per Desember 2019.
Data keuangan Bank BTN menunjukkan kenaikan kredit dan pembiayaan perseroan ditopang penyaluran kredit perumahan yang tumbuh sebesar 7,32% yoy menjadi Rp229,26 triliun pada akhir kuartal IV/2019.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi menjadi penyumbang utama peningkatan tersebut. KPR Subsidi Bank BTN tercatat naik 13,2% yoy dari Rp98,17 triliun menjadi Rp111,13 triliun pada kuartal IV/2019. KPR Non-subsidi juga terpantau tumbuh di level 3,71% yoy menjadi Rp80,64 triliun di akhir Desember 2019.
Kredit non-perumahan di Bank BTN juga menyumbang pertumbuhan total kredit di perseroan. Penyaluran kredit non-perumahan tercatat tumbuh 7,62% yoy dari Rp24,67 triliun pada kuartal IV/2018 menjadi Rp26,55 triliun. Kredit komersial menjadi penopang utama pertumbuhan segmen kredit tersebut dengan kenaikan penyaluran sebesar 14,13% yoy menjadi Rp21,66 triliun pada akhir Desember 2019.
Di sisi lain, di tengah pengetatan likuiditas, Bank BTN pun mampu mencatatkan pertumbuhan tabungan sebesar 8,98% yoy menjadi Rp45,64 triliun pada kuartal IV/2019.
Secara total, BBTN menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) senilai Rp225,4 triliun hingga akhir Desember 2019. Dengan kinerja kredit dan DPK tersebut, aset Bank BTN tercatat tumbuh 1,74% yoy menjadi Rp311,77 triliun pada akhir tahun lalu.
Sementara itu, penyaluran kredit yang positif menyumbang pendapatan bunga Bank BTN sebesar 12,43% yoy dari Rp22,83 triliun pada akhir 2018 menjadi Rp25,67 triliun di periode yang sama tahun lalu.
Kendati demikian, dalam rangka menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 serta meningkatkan kehati-hatian, Bank BTN terus memacu pemupukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). Pada akhir Desember 2019, CKPN BBTN berada di posisi Rp6,14 triliun atau melonjak 85,09% yoy dari Rp3,32 triliun. “Coverage ratio kami berada di level 50,01% pada Desember 2019 dan terus kami pupuk sehingga pada Januari 2020 coverage ratio sudah mencapai 109,47%,” kata Pahala.
Dengan peningkatan signifikan pada CKPN tersebut, Bank BTN meraup laba bersih senilai Rp209 miliar pada akhir 2019.
“Kami berfokus pada bisnis yang hati-hati dan berkelanjutan. Sehingga, kami memilih memupuk CKPN untuk membentuk pondasi bisnis yang kuat dan siap melaju di 2020,” jelas Pahala.
Sumber : Investor Daily
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BTN Sasar Perumahan MBR Non Subsidi - Investor Daily"
Post a Comment