Di waktu yang hampir bersamaan, salah satu marketplace sekaligus unicorn Bukalapak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyebut ada 100 dari 2.600 karyawan yang di-PHK. Belum lagi
Ada yang salah dengan ekonomi saat ini?
"Iya ada pelemahan konsumsi rumah tangga, tapi spesifik ke kelas menengah memang ada tekanan daya beli," katanya kepada detikcom, Jumat (13/9/2019).
Dia menuturkan, ada sejumlah indikator yang menunjukkan adanya tekanan daya beli. Pertama, pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang tidak terlalu kuat.
"Indikatornya konsumsi rumah tangga dari data terakhir di kuartal II 2019 hanya tumbuh 5,17% padahal sudah didorong momen lebaran, pemilu serentak, kenaikan bansos, kenaikan gaji ASN, THR dan gaji ke-13," jelasnya.
Kedua, penerimaan pajak mengalami penurunan. Dia menyebut PPN dalam negeri turun 0,29% dibanding posisi yang sama tahun lalu."PPh 26 juga menurun tajam -11,5%," ujarnya.
Ketiga, industri manufaktur hanya tumbuh 3,54%. Kemudian, penjualan mobil dan sepeda motor hanya tumbuh 3,41%.
"Artinya masyarakat yang bekerja di sektor yang melambat akan lebih berhemat dalam belanja, baik lewat ritel konvensional maupun online marketplace," tutupnya.
Simak Video "PHK Massal Karyawan, Bukalapak Coba Kejar Profit"
[Gambas:Video 20detik]
(eds/eds)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Giant Tutup Toko hingga Bukalapak PHK Karyawan, Daya Beli Lesu? - detikFinance"
Post a Comment