KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Cucu usaha PT Kresna Graha Investama (KREN) yang merupakan anak usaha tidak langsung dari PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) yaitu PT Digital Mediatama Maxima, berencana mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 21 Oktober mendatang.
Calon emiten yang merupakan perusahaan rintisan (start up) itu merencanakan akan melakukan masa penawaran awal saham pada 24-30 Oktober 2019, sedangkan untuk penawaran umum dijadwalkan pada 11-15 Oktober 2019.
Baca Juga: Anak Usaha Kresna Graha (KREN) Menyuntikkan Dana Kepada Salah Satu Produser Gundala
Melalui keterangan tertulis di prospektus ringkas, Digital Mediatama Maxima (DMM) akan menawarkan saham perdana sebanyak-banyaknya 2.692.307.700 lembar saham atau sebesar 35% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum dengan nilai nominal Rp 10 per lembar sahamnya.
Calon emiten yang merupakan perusahaan digital cloud advertising itu juga menyatakan tidak berencana menerbitkan atau mencatatkan saham lain yang dapat dikonversi menjadi saham dalam jangka waktu 12 bulan setelah pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif oleh OJK.
Sementara itu, DMM berencana menggunakan dana perolehan hasil IPO setelah dikurangi biaya emisi dan lain-lain, rinciannya antara lain, 75% untuk peningkatan modal kerja seperti pembelian persediaan barang dagang dan peripheral pendukung proyek; 20% untuk peningkatan investasi di bidang teknologi informasi, yaitu pengembangan berkelanjutan dan ekosistem pendukung; dan 5% guna pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia perseroan.
DMM juga telah menunjuk PT Kresna Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Baca Juga: Kresna Sekuritas getol bawa start up IPO, ingin menggaet milenial
Hal ini juga dibenarkan oleh Direktur Kresna Sekuritas Octavianus Budiyanto yang menyatakan di laporan Kontan sebelumnya, bahwa pihaknya masih akan mengawal perusahaan start upuntuk menjadi emiten di bursa, yaitu PT Digital Mediatama Maxima (DMM). Octavianus juga mengatakan DMM berencana menghimpun dana hingga lebih dari Rp 600 miliar.
Ia bahkan menyatakan pihaknya akan bekerja sama dengan Macquaire Singapore untuk mengawal DMM menjadi emiten. Setelah prospektus DMM rilis pada tanggal 19 September lalu, pihak Kontan mencoba menghubungi Octavianus perihal itu, namun ia masih enggan memberikan jawaban lebih lanjut.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan periode empat bulan yang berakhir per 30 April 2019, penjualan DMM naik 281% menjadi Rp 33,17 miliar dibandingkan periode yang sama pada 30 April 2018 yang sebesar Rp 8,72 miliar. Kenaikan DMM meningkat Rp 24,46 miliar.
Kontributor terbesar kenaikan penjualan perusahaan adalah penjualan hardware dan perangkat lain milik DMM ke PT Indomarco Prismatama dan PT Djarum, penjualan trade marketing, serta jasa pengelolaan ke PT Djarom dan PT Bali Hadiyasa Kreasindo.
Baca Juga: UOB Kay Hian dan Sinarmas Sekuritas Jadi Jawara Penjaminan Emisi IPO
Laba DMM per 30 April 2019 juga naik 96,06% menjadi Rp 4,58 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,34 miliar.
Sementara, perusahaan itu juga mencatatkan kenaikan 120% pada total aset perusahaan per 30 April 2019 yang mencapai Rp 73,56 miliar. Total aset DMM meningkat Rp 40,05 miliar dibandingkan total aset per 31 Desember 2018 yang mencapai Rp 33,51 miliar. Kontributor terbesarnya adalah total aset lancar yang tadinya Rp 33,07 miliar pada tanggal 31 Desember 2018 meningkat menjadi Rp 72,23 miliar pada tanggal 30 April 2019.
Editor: Azis Husaini
Editor: Azis Husaini
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Digital Mediatama Maxima akan IPO pada 11 Oktober mendatang"
Post a Comment