Liputan6.com, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta manajemen Perum Damri untuk terus melakukan perbaikan pelayanan. Hal ini bukan hanya sekadar dengan menerapkan tiket elektonik atau e-ticketing.
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, pihaknya mengapresiasi langkah Damri dalam menerapkan sistem e-ticketing. Namun demikian, masih ada pekerjaan rumah (PR) lain yang harus dilakukan Damri untuk meningkatkan layanan kepada konsumen.
"Bukan hanya pada sistem e-ticketing saja, tetapi juga perbaikan atau peremajaan armada bus, mengaktifkan akses free wifi, toilet dalam bus, dan bahkan stop kontak di dalam bus. Menurut pengamatan YLKI dan pengaduan konsumen, akses free wifi sering dimatikan, dan armada bus yang sudah mulai menua," ujar dia di Jakarta, Minggu (7/7/2019).
Sementara terkait dengan aksi mogok kerja yang dilakukan oleh para pengemudi Damri jurusan Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu 7 Juli 2019, kemarin, YLKI menilai apapun alasannya pemogokan sopir Damri merupakan tindakan yang kontra produktif dan secara diametral melanggar hak-hak konsumen sebagai pengguna bus Damri. Meski aksi mogok tersebut dalam rangka menuntut agar keberadaan kenek (helper) bus Damri diaktifkan kembali.
"YLKI tidak meng-endorse segala bentuk pemogokan yang klimaksnya adalah pelanggaran hak-hak konsumen," kata dia.
Menurut keterangan managemen Damri pada YLKI, lanjut Tulus, kebeberadaan helper tidak dihapuskan, tetapi hanya berganti posisi, yang semula on board (ikut perjalanan di dalam bus), menjadi off board yaitu hanya diperbantukan di terminal keberangkatan dan di bandara. Hal tersebut dilakukan setelah managemen Damri melakukan penerapan tiket e-ticketing.
"Bagaimanapun e-ticketing adalah instrumen untuk meningkatkan pelayanan pada konsumen, sangat relevan dengan era digital dan bahkan sangat selaras dengan kebutuhan generasi milenial. Oleh karena itu, upaya managemen Damri merupakan langkah yang on the track policy.
Damri Gratiskan Penumpang Bus ke Bandara Kertajati
Mulai hari Senin (1/7/2028) diberlakukan pengalihan penerbangan domestik khususnya luar Jawa dari Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung ke Bandara Kertajati, Majalengka.
Pada hari pertama kebijakan pengalihan tersebut, pool bus Damri di kawasan Jalan Kebon Kawung, Kota Bandung mulai ramai dikunjungi para calon penumpang.
Pantauan Liputan6.com, beberapa unit bus sudah diberangkatkan via pool bus Damri ini. Bus Damri sendiri menerapkan tarif gratis bagi calon penumpang.
Menurut Koordinator BIJB Pool Damri, Ryan P, penumpang hanya perlu menunjukkan nomor tiket atau kode booking penerbangan. Meski begitu, tarif gratis ini hanya berlaku selama satu bulan.
"Sejak hari kemarin banyak yang menelepon dan datang langsung untuk cari informasi keberangkatan bus. Kita sediakan penjualan tiket langsung di tempat," kata Ryan.
Pihaknya, kata Ryan, menyediakan layanan bus antar ke Bandara Kertajati setiap hari. Khusus untuk layanan bus gratis disediakan lima unit dengan kapasitas 39 kursi.
"Kita juga sediakan bus bantuan khusus untuk melayani calon penumpang dari Bandung menuju Kertajati," katanya.
Ryan menjelaskan, jadwal keberangkatan dari pool Damri mulai dari pukul 02.00 pagi hingga 18.00 WIB. Sementara, pemberangkatan Bus DAMRI dari Bandara Kertajati mulai pukul 07.00 WIB hingga 23.00 WIB.
"Untuk pemberangkatannya setiap 2,5 jam sekali," ujarnya.
Selain memberangkatkan penumpang, pool Damri di sini juga menerima kedatangan penumpang dari Bandara Kertajati.
Penumpang Bus Damri Keluhkan Jarak Tempuh Bandara Kertajati-Bandung
Pengalihan rute penerbangan dari Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung ke Bandara Kertajati Majalengka telah dimulai. Namun penumpang mengeluhkan jauhnya perjalanan dari Bandara Kertajati ke Kota Bandung yang memakan waktu 3,5 jam.
Salah satu penumpang asal Bali, Pradwi Sukma Ayu Putri mengaku, walaupun perjalanan dari Kertajati ke Bandung dilalui melalui Tol Cipali dan Cipularang, rute tersebut dinilai cukup jauh. Apalagi dalam perjalanan harus menghadapi kemacetan.
"Kalau jam keberangkatan bus Damri cukup tepat waktu. Tapi di perjalanan terutama yang dekat arah Bandung macet, lumayan 3,5 jam," kata Pradwi ditemui di Pool Damri Bandung, Jalan Kebon Kawung, Senin (1/7/2019).
Pradwi mengatakan, dirinya cukup sering melakukan perjalanan dari Bali ke Bandung untuk kepentingan pekerjaan. Namun karena adanya pengalihan rute pesawat domestik tersebut, dia harus menyesuaikan jadwal agar efektif dan tidak memakan banyak biaya.
"Jadi sekarang kalau ada kegiatan rapat di Bandung ada jam 10 pagi, dari Bali bisa berangkat jam 7. Kalau sekarang H-1 sudah harus berangkat," katanya.
Senada dengan Pradwi, calon penumpang asal Bandung bernama Rani juga menyampaikan keluhan yang sama. Dia mengaku tak keberatan terbang dari Kertajati. Namun kendala yang dikeluhkannya adalah soal jarak tempuh yang lumayan jauh dari tempat tinggalnya.
Perempuan yang akan berangkat ke Denpasar ini mengatakan biasanya dia hanya memerlukan waktu tempuh 30 menit dari rumahnya untuk menuju Bandara Husein Sastranegara. Tetapi kini waktu tempuh menuju bandara menjadi sekitar 2,5 jam.
"Kalau bandaranya bagus, tapi karena jaraknya jauh jadi harus berangkat lebih pagi," katanya.
Sebelumnya, PT Angkasa Pura II (Persero) menyatakan kesiapan melayani perpindahan penerbangan maskapai domestik dari Bandara Husein Sastranegara Bandung ke Bandara Kertajati di Majalengka.
Sesuai rencana, perpindahan 56 penerbangan yang meliputi 13 rute domestik ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) tersebut dimulai pada 1 Juli 2019.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "YLKI Minta Damri Tingkatkan Layanan"
Post a Comment