KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) diprediksi tidak akan semanis tahun lalu. Analis Trimegah Sekuritas Darien Sanusi mengatakan, di kuartal I-2019 beberapa data dan sentimen cukup mengindikasikan bahwa tren penjualan smartphone cenderung lesu dan mempengaruhi pasar domestik.
"Kami melihat, bahwa kuartal I-2019 kinerja penjualan cenderung lunak, sejalan dengan perlambatan penjualan smartphone global," ungkapnya dalam riset yang diterbitkan Senin (15/4).
Hal tersebut tampak dari penjualan iPhone dan Xiaomi yang lesu, lantaran masih maraknya penjualan produk ilegal atau black market. Selain itu, harga handset juga menurun signifikan dan menyebabkan adanya ketimpangan harga cukup dalam antara pasar legal dan ilegal.
Di samping itu, waktu peluncuran produk iPhone antara iPhone XS, XS Max dan XR turut menjadi faktor lesunya permintaan smartphone global. "Untuk itu kami perkirakan kuartal I-2019 cenderung turun, ditambah lagi ERAA bakal melanjutkan ekspansinya untuk membuka toko baru, serta dampak dari beban bunga yang meningkat," kata Darien.
Sementara itu, selain menyoroti kondisi black market yang banyak menjual produk seperti Xiaomi dan Apple, Trimegah Sekuritas juga melihat risiko pelambatan ekonomi China sebagai salah satu faktor yang menyebabkan harga penjualan smartphone turun.
Untuk harga iPhone diketahui turun 5%, sedangkan untuk Xiaomi turun 16% untuk produk tertentu. Akibatnya, pasokan menumpuk dan pemangkasan harga telah mendorong pasokan smartphone ilegal semakin bertebaran, sehingga harga penjualan ERAA dan pasar ilegal kian curam.
Analis Ciptadana Sekuritas Robert Sebastian menilai, rencana Xiaomi untuk mengimpor langsung suku cadangnya, memberikan ruang bagi ERAA untuk melakukan efisiensi karena tidak perlu mengimpor suku cadang lagi.
"Manfaat lain adalah efisiensi waktu, karena umumnya ERAA memerlukan waktu inventaris tiga bulan sebelum menjual produk, sekarang hanya perlu satu bulan," jelas Robert dalam risetnya Senin (15/4).
Alhasil, biaya bunga bisa turun karena adanya efisiensi waktu, mengingat ERAA biasanya menggunakan pinjaman jangka penderk untuk membeli Xiaomi. Asal tahu saja, tahun lalu beban bunga ERAA meningkat 144% year on year (yoy) dengan EBT 29,5%, diikuti debt equity ratio (DER) naik menjadi 0,9 kali.
Sehingga untuk 2019, Trimegah Sekuritas memangkas rekomendasi ERAA turun ke hold atau tahan dengan target harga Rp 1.470 atau berpotensi koreksi hingga 4,4%, dengan asumsi, pertumbuhan penjualan diprediksi bakal lebih rendah di 2019.
Selain itu volume penjualan ERAA tahun ini diprediksi hanya 16,3 juta unit, turun dari prediksi sebelumnya yakni 17 juta unit. Sedangkan untuk harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) Erajaya tahun ini, diperkirakan menjadi Rp 1,81 juta, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yakni Rp 1,9 juta. Trimegah Sekuritas merekomendasikan netral untuk saham ERAA dengan target harga Rp 1.650 per saham.
Hari ini, harga saham ERAA naik 6,02% ke level Rp 1.585 per saham.
Editor: Wahyu Rahmawati
Editor: Wahyu Rahmawati
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Volume penjualan ponsel diramal turun, berikut rekomendasi saham Erajaya (ERAA)"
Post a Comment