KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga paladium masih merosot, apalagi setelah Amerika Serikat menutup keran impor minyak mentah termasuk kepada China.
Mengutip Bloomberg, Rabu (24/4) harga paladium tercatat melemah 0,06% ke US$ 1.391 per metrik ton. Dalam sepekan harga paladium melemah 0,43%.
Analis Asia Trade Point Futures Cahyo Dewanto mengatakan adanya kebijakan AS yang menutup keran impor minyak mentah Iran temasuk ke China membuat kekhawatiran para pelaku industri di China. AS memberi waktu hingga Mei agar negara pengimpor minyak Iran menghentikan pembeliannya.
Sekadar informasi, China adalah mitra atau importir minyak mentah Iran terbesar.
"Harga logam dasar melemah karena kebijakan AS terhadap Iran tersebut termasuk paladium harganya jadi ikut turun," kata Cahyo, Rabu (24/4).
Selain itu, pasca libur Paskah juga membuat permintaan paladium masih melemah dan akhirnya mempengaruhi penurunan harga paladium.
Cahyo mengatakan prospek harga paladium ke depan akan bergantung pada hasil kesepakatan perundingan AS dan China. Perundingan dagang sebelumnya sempat terganggu dengan aksi balas tarif antar kedua negara tersebut. Terakhir, China menaikkan tarif impor 15% atas barang AS setelah pada akhir Maret AS lebih dulu menaikkan tarif.
Selain itu, mulai viralnya penggunaan mobil listrik yang menyaingi mobil berbahan bakar bensin juga menurut Cahyo mengancam kenaikan harga paladium untuk jangka panjang.
"Paladium sebagai catalutic convertes masih diperlukan saat ini untuk mesin bensin, setelah platinum gagal mengganti fungsi paladium untuk hasil yang sama," kata Cahyo.
Cahyo merekomendasikan sell untuk paladium di rentang harga besok US$1.370 per metrik ton hingga US$ 1.400 per metrik ton.
Sedangkan rentang sepekan berada di US$ 1.330 per metrik ton hingga US$ 1.380 per metrik ton.
Editor: Herlina Kartika
Editor: Herlina Kartika
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sederet faktor ini menjadi sentimen pemberat laju harga paladium"
Post a Comment