KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kombinasi sentimen positif dari eksternal maupun internal membuat rupiah tetap terjaga dalam tren menguat selama pekan ini. Kemarin, rupiah di pasar spot menguat tipis 0,09% ke level Rp 14.058 per dollar Amerika Serikat (AS). Sedangkan dalam satu pekan terakhir, rupiah terapresiasi sebesar 0,67%.
Sementara jika merujuk kurs tengah rupiah di Bank Indonesia (BI), rupiah melemah sebesar 0,15%. Adapun sepanjang pekan ini, rupiah masih naik sebesar 0,26%.
Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, rupiah diuntungkan oleh kemajuan perundingan perdamaian dagang antara AS dan China. Pada pekan ini, kedua Negara Adikuasa tersebut telah menyepakati memorandum of understanding (MoU) yang mencakup perlindungan terhadap kekayaan intelektual, perluasan sektor jasa, hingga transfer teknologi.
Tak hanya itu, penguatan rupiah juga didorong oleh pengumuman data ekonomi AS terbaru yang kurang memuaskan. Salah satunya adalah indeks bisnis yang dirilis Federal Reserves Philadelpia. Data yang dirilis menunjukkan indeks bisnis turun 4,1 poin pada Februari ini.
Dari dalam negeri, keputusan BI yang mempertahankan suku bunga acuan di level 6% disambut positif oleh para pelaku pasar. Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, keputusan BI tersebut juga mencerminkan bahwa BI sedang menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Ditambah lagi, capital inflow yang masuk ke pasar domestik cukup tinggi. BI mencatat, per 21 Februari, aliran dana asing mencapai Rp 45,9 triliun. "Pemasukan ini mendorong penguatan stabilitas rupiah," kata dia, kemarin.
Oleh karena itu, dia memprediksi pekan depan rupiah ada di kisaran Rp 14.000–Rp 14.150 per dollar AS. Sedangkan Ibrahim melihat potensi rupiah bergerak dalam rentang antara Rp 13.970–Rp 14.150 per dollar AS.
Editor: Yudho Winarto
Editor: Yudho Winarto
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bagaimana nasib rupiah sepekan ke depan? "
Post a Comment