/data/photo/2018/08/29/40554037882.jpg)
JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Faisal Basri menilai penguatan nilai tukar rupiah belakangan ini bukan karena upaya keras pemerintah, namun lebih karena gencarnya penarikan utang.
Penarikan utang itu membuat aliran uang masuk ke Indonesia meningkat, permintaan rupiah meningkat sehingga dinilai turut memompa nilai tukar rupiah.
"Kelihatan utang pemerintah itu naik, narik utangnya lebih banyak sehingga ikut membantu nilai tukar rupiah," ujarnya saat menjadi pembicara dalam Seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia, di Jakarta, Rabu (28/11/2018).
"Jadi ingat rupiah membaik bukan karena darah keringat kita, tapi karena utang," sambung dia.
Baca juga: Jokowi Sebut BI Tunjukkan Taringnya dalam Menjaga Rupiah
Faisal mengatakan, penarikan utang merupakan bagian dari other investment. Seperti investasi langsung dan portofolio, other investment juga bisa mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Pada 2017 kata dia, penarikan utang lebih kecil dari pembayaran utang. Namun tahun ini ucapnya, pemerintah lebih gencar menarik utang.
Terkait rupiah, Faisal menyebut sepanjang Januari-September 2018, nilai tukar rupiah tertekan akibat aliran modal yang masuk ke RI minim hanya 11 miliar dollar AS. Sementara defisit transaksi berjalan mencapai 22 miliar dollar AS.
Kondisi ini berbeda dari 2017. Saat itu kata dia, defisit transaksi berjalan mencapai 17 miliar dollar AS. Sementara itu modal yang masuk mencapai 29 miliar dollar AS.
"Sekarang 22 miliar dollar AS sampai September defisitnya, uang yang masuk hanya 11 miliar dollar AS. Ya kelepekan lah rupiah," sambung Faisal.
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/28/154000826/faisal-basri--rupiah-menguat-bukan-karena-keringat-kita-
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Faisal Basri: Rupiah Menguat Bukan karena Keringat Kita... - KOMPAS.com"
Post a Comment