![](https://statik.tempo.co/data/2012/12/03/id_154242/154242_620.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) berencana merestrukturisasi utang sebesar Rp 7,8 triliun tahun depan. Adapun, tahun ini perusahaan merestrukturisasi utang senilai Rp 9,38 triliun.
Baca juga: Bakrie & Brothers Akan Rilis Obligasi Rp 990,6 Miliar
Direktur Keuangan BNBR Achmad Amri Aswono Putro menyampaikan, tahun depan perusahaan mengupayakan restrukturisasi utang kepada 1-2 debitur. Dua utang yang akan direstrukturisasi masing-masing senilai Rp 6 triliun dan Rp 1,8 triliun.
“Tahun depan kami ada rencana restrukturisasi utang Rp 6 triliun dan Rp 1,8 triliun, kemungkinan pakai buku (laporan keuangan) per Desember 2018,” tuturnya setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Rabu, 21 November 2018).
Namun demikian, Achmad mengatakan perseroan kini fokus menyelesaikan restrukturisasi utang sejumlah Rp 9,38 triliun setelah mendapatkan persetujuan pemegang saham. Dalam RUPSLB, 66,69 persen menyetujui aksi korporasi tersebut.
Restrukturisasi dilakukan dengan melakukan konversi utang menjadi saham baru sebanyak 8,65 miliar lembar saham dan menerbitkan Obligasi Wajib Konversi (OWK) 137,97 miliar. Dengan demikian, secara total perusahaan akan menerbitkan saham baru atau private placement sebesar 146,63 miliar lembar saham atau 92,37 persen dari modal ditempatkan dan disetor.
Harga pelaksanaan Rp 64 per saham atau lebih tinggi dari saham BNBR saat ini yang terjerembab di level Rp 50. Padahal, pada akhir Mei 2018 perseroan melakukan reverse stock dengan rasio 10:1 sehingga sahamnya mencapai posisi Rp 500.
Utang yang dikonversi menjadi saham ialah kepada tiga kreditur, yakni Fountain City Investment Ltd. sebesar Rp 2,91 triliun, Levoca Enterprise Ltd. senilai Rp 6,37 triliun, dan Daley Capital Ltd. sejumlah Rp 100,39 miliar.
Dengan dilakukannya private placement ini, utang perseroan akan berkurang hingga 44,08 persen. Ekuitas perseroan juga dapat bertumbuh.
Per September 2018, BNBR mencatatkan defisiensi modal sebesar Rp 7,23 triliun. Menurut Amri, dalam laporan keuangan per Desember 2018 nanti, perseroan dapat berbalik mencatatkan ekuitas Rp 2 triliun.
Direktur Utama BNBR Bobby Gafur Umar menyampaikan, sebelum restrukturisasi utang, perseroan terbebani bunga Rp 1 triliun setiap tahun. Seiring dengan berjalannya waktu, dicarilah jalan tengah dengan kreditur agar perusahaan bisa menuntaskan kewajibannya.
“Makanya untuk mengurangi liabilitas, kami memberikan opsi debt to swap dan OWK,” tuturnya.
Adapun, rentang waktu penerbitan OWK dilakukan dalam 5 tahun ke depan. Menurutnya, realisasi aksi korporasi itu dapat dipertimbangkan sesuai kesepakatan antara perusahaan dengan pihak kreditur.
BISNIS
https://bisnis.tempo.co/read/1148494/bakrie-brothers-restrukturisasi-utang-rp-78-t-tahun-depanBagikan Berita Ini
0 Response to "Bakrie & Brothers Restrukturisasi Utang Rp 7,8 T Tahun Depan"
Post a Comment