Search

Rupiah Merosot, Bos BCA Sebut Industri Perbankan Sudah Belajar dari Krisis 1998

Sebelumnya,  nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah di awal pekan. Pada Senin 8 Oktober 2018 pukul 10.40 WIB, kurs rupiah spot sempat melemah 0,33 persen ke Rp 15.233 per Dolar AS.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan melemahnya rupiah akibat kenaikan imbal hasil (yield) obligasi AS (T-bond) tenor 10 tahun yang telah melewati 3 persen.

"Kan hari ini kalau kita lihat data di AS yang dipicu oleh yield 10 tahun Bond AS yang meningkat luar biasa tajam sudah di atas 3,4 persen," kata dia di Lokasi IMF-World Bank Annual Meeting, Bali, Senin 8 Oktober 2018.

Dia menjelaskan, kenaikan imbal hasil obligasi di atas 3 persen ini kemudian memberikan efek psikologis bagi pasar global. Sebelumnya, 'level psikologis' kenaikan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun sebesar 3 persen.

"Ini unpresidented selama ini. Jadi kita melihat dinamika ekonomi AS itu masih sangat mendominasi dan pergerakannya cepat sekali, kalau dulu tresshold psikologisnya 10 tahun bonds AS, 3 persen," ujar dia.

Karena itu, Mantan Direktur Bank Dunia ini mengatakan kenaikan imbal hasil obligasi AS tenor 10 sebesar 3,4 persen, tentu menciptakan pergerakan di nilai tukar mata uang global, termasukrupiah.

"Jadi pas mereka mendekati 3 persen memunculkan apa yang disebut reaksi dari seluruh nilai tukar dan suku bunga internasional, sekarang sudah lewat 3 persen," tandas dia.

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

Nilai tukar rupiah melemah, warga antre tukar dolar Amerika Serikat milik mereka di tempat penukaran valuta asing di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3662986/rupiah-merosot-bos-bca-sebut-industri-perbankan-sudah-belajar-dari-krisis-1998

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Rupiah Merosot, Bos BCA Sebut Industri Perbankan Sudah Belajar dari Krisis 1998"

Post a Comment

Powered by Blogger.