loading...
"Nelayan mengeluh solar susah, padahal kan masa panen ikan terbatas. Nanti saya akan rapat konsolidasi meminta agar di musim panen ikan itu kecukupan solar harus dijaga," ujar Susi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/10/2018).
Persoalan ketersediaan stok bahan bakar tersebut ditemui Susi saat mengunjungi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Jembrana, Bali, Rabu (10/10) lalu. Dalam kegiatan tersebut, Susi melakukan dialog dengan nelayan sekitar dan juga menyaksikan langsung proses bongkar muat hasil tangkapannya.
Selain persoalan bahan bakar, lanjut Susi, aduan dari nelayan adalah mengenai harga ikan di musim panen yang turun drastis. Ikan tongkol misalnya, sebelum musim panen dijual dengan harga Rp15.000/kg. Namun, di musim panen hanya dihargai Rp9.000/kg, bahkan Rp6.000/kg untuk yang berukuran kecil.
Harga tersebut diakuinya terlalu rendah untuk ikan tongkol, yang menurutnya bisa bertahan di angka Rp10.000-15.000/kg. Susi menilai, turunnya harga menunjukkan bahwa business process pelelangan ikan perlu dibenahi.
Proses pelelangan ikan yang seharusnya dilakukan secara terbuka, kata dia, saa ini masih kerap dilakukan secara tertutup."Sistem tertutup itu rawan kecurangan, manipulasi dan kompromi. Jadi akhirnya harga ke nelayan sangat rendah," tuturnya.
Solusinya, Susi memikirkan sistem pelelangan yang lebih baik, mengundang lebih banyak pembeli, atau membuat badan usaha pemerintah atau koperasi yang dikelola pemerintah bersama masyarakat nelayan untuk menjaga batas harga bawah.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Musim Panen Ikan, Menteri Susi Minta 3 Hal Ini Diperbaiki"
Post a Comment