Search

Mencetak Sumber Daya Manusia Berdaya Saing Unggul

loading...

Pemerintah terus mencetak sumber daya manusia (SDM) andal dalam rangka mendukung daya saing nasional. Langkah yang dilakukan dengan mencetak tenaga-tenaga terampil melalui pelatihan-pelatihan, termasuk pendidikan vokasi yang dilakukan oleh sejumlah kementerian.

Bagaimana pemerintah merumuskan kebijakan mengenai sumber daya manusia yang siap pakai dan terampil? Berikut petikan wawancara KORAN SINDO bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang PS Brodjonegoro belum lama ini.

Bagaimana kondisi riil sumber daya manusia di Indonesia, khususnya tenaga kerja terdidik, terlatih dan tidak terdidik, serta bagaimana kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi?

Kontribusi SDM Indonesia, khususnya tenaga kerja, terus mengalami peningkatan. Rata-rata produktivitas tenaga kerja Indonesia meningkat dari Rp17,42 juta per orang pada 2014 menjadi Rp19,66 juta per orang pada 2018.

Dalam kurun waktu 2010-2015, laju pertumbuhan produktivitas tenaga kerja Indonesia hampir setara dengan Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Meskipun produktivitas tenaga kerja terus mengalami peningkatan, secara nominal Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia.

Rendahnya tingkat produktivitas tersebut salah satunya disebabkan tingkat keahlian dan pendidikan tenaga kerja yang masih rendah. Apabila dilihat dari tingkat keahlian, struktur pekerja Indonesia masih didominasi pekerja berkeahlian rendah.

Dari tingkat pendidikannya sendiri, kalsifikasi pekerja berkeahlian yang Anda sebutkan tadi seperti apa?

Pekerja di sektor pertanian dan manufaktur sebagian besar berkeahlian rendah, sedangkan sektor jasa menciptakan lapangan kerja yang cenderung membutuhkan keahlian menengah tinggi.

Jika dilihat dari tingkat pendidikannya, berdasarkan data Sakernas Februari 2018, tingkat pendidikan angkatan kerja Indonesia saat ini masih didominasi lulusan SMP ke bawah (+ 60%), disusul dengan lulusan SMA/SMK (29,07%), sedangkan lulusan perguruan tinggi hanya sekitar 12,17%.

Indonesia memiliki modal bonus demografi yang besar yang diprediksi puncaknya pada 2030. Capaian apa yang telah dilakukan Bappenas menyiapkan dan merumuskan terciptanya SDM andal sejak dini dalam empat tahun terakhir?

Indonesia terus mengalami perubahan demografi yang cepat dan akan membawa Indonesia pada windows of opportunity di mana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) terus meningkat dan mencapai puncak pada sekitar 2030.

Peningkatan jumlah penduduk usia produktif merupakan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi akibat adanya konsumsi yang tinggi, peningkatan investasi, produktivitas, dan penurunan angka ketergantungan.

Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk menciptakan SDM andal sejak dini, antara lain peningkatan pemerataan dan perluasan akses pendidikan melalui penyediaan bantuan operasional di semua jenjang pendidikan untuk mengurangi beban masyarakat dalam menanggung biaya pendidikan di sekolah.

Kemudian, peningkatan ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, khususnya di wilayah terjauh, terpencil, dan perbatasan, serta banyak lagi, seperti peningkatan kompetensi guru, perbaikan gizi serta pemerataan akses fasilitas kesehatan.

Pemerintah mengklaim telah menurunkan tingkat pengangguran. Bisa dijelaskan?

Selama hampir empat tahun, pemerintah telah berhasil menurunkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari 5,81% (2015) menjadi 5,13% pada Februari 2018. Penurunan ini sejalan dengan terciptanya lapangan kerja baru dengan rata-rata melebihi 2 juta setiap tahunnya.

Let's block ads! (Why?)

https://ekbis.sindonews.com/read/1350029/34/mencetak-sumber-daya-manusia-berdaya-saing-unggul-1540782623

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Mencetak Sumber Daya Manusia Berdaya Saing Unggul"

Post a Comment

Powered by Blogger.