JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik ( BPS) melaporkan pertumbuhan ekspor dan impor yang signifikan per September 2018 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan ekspor sekitar 1,7 persen, sementara pertumbuhan impor pada September 2018 sebesar 14,18 persen dibandingkan September tahun lalu.
"Secara kumulatif, nilai ekspor Januari-September 2018 meningkat 9,41 persen dan impor tumbuh 23,33 persen," ujar Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti di kantor BPS, Jakarta, Senin (15/10/2018).
Sementara untuk perbandingan dengan bulan Agustus 2018, baik ekspor dan impor mengalami penurunan. Ekspor turun 6,58 persen senilai 14,83 miliar dollar AS. Sementara impor turun 13,18 persen senilai 14,6 miliar dollar AS.
"Kalau dilihat perkembangan ekspor, pola tiga tahun terakhir mengalami penurunan," kata Yunita.
Untuk ekspor nonmigas, komoditas yang paling banyak turun adalah mesin atau peralatan listrik sebesar 98,2 juta dollar AS atau 11,48 persen. Sementara peningkatan terbesar tercatat pada komoditas bijih, kerak, dan abu logam sebesar 75,3 juta dollar AS atau 18,86 persen.
Untuk impor, komoditas yang turun selama September 2018 yakni golongan mesin/peralatan listrik sebanyak 259,5 juta dollar AS atau 13,22 persen. Sementara yang impornya naik terbesar adalah golongan buah-buahan sebesar 42,2 juta dollar AS.
"Kita masih banyak impor buah-buahan seperti grape (anggur), pear (pir), kakao," kata Yunita.
Adapun ekspor terbesar selama September 2018 ke China sebanyak 1,93 miliar dollar AS, disusul Amerika Serikat sebanyak 1,49 miliar dollar AS, dan Jepang 1,33 miliar AS.
Sementara negara asal impor terbesar ke Indonesia yakni China sebesar 3,7 miliar dollar AS, Jepang 1,3 miliar dollar AS, dan Thailand 920,9 juta dollar AS.
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/15/140012926/januari-september-2018-nilai-impor-tumbuh-2333-persen
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Januari-September 2018, Nilai Impor Tumbuh 23,33 Persen"
Post a Comment