NEW YORK - Harga minyak naik pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), didukung ekspektasi bahwa sanksi terhadap Iran akan memperketat pasokan global, tetapi membukukan penurunan mingguan karena kemerosotan di pasar saham dan kekhawatiran tentang perang perdagangan mempersuram prospek permintaan bahan bakar minyak.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember meningkat USD0,73 atau 1% menjadi USD77,62 per barel, menjadi menetap di USD77,62 per barel. Patokan global ini mencatat kerugian mingguan sekitar 2,7% dan turun sekitar USD10 dalam tiga minggu.
Sementara minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember menguat USD0,26 atau 0,4% menjadi berakhir di USD67,59 per barel di New York Mercantile Exchange. WTI mencatat kerugian mingguan sekitar 2,3%. Demikian seperti dikutip Antara, Jakarta, Sabtu (27/10/2018).
Baca Juga: Harga Minyak Rebound Menuju USD80/Barel
Harga mendapat dukungan ketika dua sumber mengatakan bahwa Irak akan menghentikan pengangkutan minyak mentah dari ladang minyak Kirkuk utara ke Iran pada November untuk mematuhi sanksi AS.
Washington telah mengatakan ingin mengurangi penjualan minyak Iran menjadi nol, meskipun ini tampaknya tidak mungkin. Namun, banyak pembeli, termasuk pelanggan terbesar Iran, China, tampak menjadi sejalan, memaksa Teheran untuk menyimpan minyak yang tidak terjual di kapal-kapal tanker.
"Jika Anda bergerak maju dan melihat orang-orang bermain sesuai aturan, yang saya kira tidak pernah benar-benar terjadi, Anda akan melihat pasokan datang dan kita bisa mengalami masalah nanti," kata Michael McAllister, direktur riset ekuitas di MUFG Securities.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok 5% Dipicu Rencana Arab Saudi
Keruntuhan global dalam ekuitas telah membebani pasar minyak.
Pasar keuangan telah bergolak oleh perang perdagangan AS-China, kejatuhan mata uang negara-negara berkembang, meningkatnya suku bunga dan kekhawatiran ekonomi di Italia. Ada juga tanda-tanda perlambatan dalam perdagangan global, karena tingkat pengiriman kontainer dan curah turun.
"Jika permintaan global berkontraksi lebih dari yang kita duga, itu bukan pertanda baik untuk permintaan minyak. PDB dan permintaan minyak cukup terkorelasi dengan baik," kata Stewart Glickman, analis ekuitas energi di CFRA Research.
Baca Juga: Harga Minyak Makin Mahal, Investor Khawatir Pasokan Tersendat
Gejolak pasar baru-baru ini dan perkiraan untuk peningkatan pasokan telah menyebabkan investor menarik kembali taruhan pada harga minyak yang lebih tinggi. Para "hedge fund" memangkas taruhan "bullish" mereka pada minyak mentah AS ke yang paling dalam lebih dari setahun, menurut angka Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS.
Gubernur OPEC Arab Saudi mengatakan bahwa pasar minyak dapat menghadapi kelebihan pasokan. "Pasar pada kuartal keempat bisa bergeser ke arah situasi kelebihan pasokan sebagaimana dibuktikan oleh meningkatnya persediaan selama beberapa minggu terakhir," kata Adeeb Al-Aama kepada Reuters.
(dni)
http://economy.okezone.com/read/2018/10/27/320/1969628/harga-minyak-naik-jelang-pemberlakuan-sanksi-iranBagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Minyak Naik Jelang Pemberlakuan Sanksi Iran"
Post a Comment