Search

Nelayan Rampa Sebuku Gerah, Jatah BBM Subsidi Tidak Sesuai

BANJARMASINPOST.CO.ID,KOTABARU - Tidak kurang seratusan nelayan di Desa Rampa, Kecamatan Pulau Sebuku Kotabaru kembali gerah. Dalam berapa pekan ini sebagian mereka mengalami kesulitan, bahkan ada yang tidak melaut karena kesulitan bahan bakar minyak (BBM).

Kelangkaan BBM dialami para nelayan berjumlah lebih kurang 200, karena jatah BBM subsidi pemerintah tidak bisa menutupi kebutuhan mereka yang setiap hari melaut.

Kepala Desa Rampa, Kecamatan Pulau Sebuku H Ilham mengakui, kelangkaan BBM jenis solar dialami para nelayan karena jatah yang tidak sebanding dengan jumlah nelayan.

Menurut Ilham, jatah BBM subsidi nelayan di wilayahnya hanya 2 ton atau 2.000 ribu liter perbulan. Sementara jumlah nelayan lebih kurang 200.

"Soal kelangkaan BBM ini sudah lama sekali dialami nelayan di Rampa Sebuku," keluh Ilham kepada banjarmasinpost.co.id, Kamis (20/9/2018).

Baca: Formasi CPNS 2018 BPK RI dan Persyaratannya Bisa Diakses di Pendaftaran Online Sscn.bkn.go.id

Baca: Link Live Streaming China Open 2018 Live MNC TV Marcus/Kevin dan 11 Wakil Indonesia Main

Baca: Link Live Streaming China Open 2018 - Marcus/Kevin dan Jonatan Christie Main!

Baca: Formasi CPNS 2018 Kemenkumham dan Persyaratannya Bisa Diakses di Pendaftaran Online Sscn.bkn.go.id

Selain kelangkaan BBM subsidi, tambah Ilham, nelayan tidak jarang dibuat kelimpungan mencari BBM dijual dieceran yang harganya lebih mahal mencapai Rp 8.500 perliter.

Jauh berbanding dengan harga BBM subsidi yang harganya lebih murah Rp 6.500 perliter. "Sebulan jatah hanya 2 ton, datang langsung habis dibagi. Menunggu lagi sebulan," jelas Ilham.

Sedangkan kebutuhan BBM nelayan tradisional perhari, satu perahu rata-rata 25 sampai 30 liter. Sedangkan rasionalisasi kebutuhan dengan jatah 2 ton perbulan didapat di stasiun solar paket dialer nelayan (SPDN), masing-masing hanya mendapat 10 liter.

Terpisah, bermacam persoalan terus mendera nelayan Kotabaru. Menunjukan bahwa nelayan sulit untuk hidup sejahtera, padahal Kotabaru wilayah perairan yang potensial hasil perikanan.

Ungkapan pesimistis dikemukakan Amat, salah satu warga yang juga nelayan di desa Rampa, Kecamatan Pulau Sebuku Kotabaru.

Menyusul permasalahan kesulitan mendapat bahan bakar minyak (BBM) solar yang terus mendera mereka, nelayan di desa Rampa, Kecamatan Pulau Sebuku yang berjumlah ratusan.

"Susahnya mencari BBM (solar), sulitnya seperti mencari emas saja," kata Amat kepada banjarmasinpost.co.id, Selasa (18//9/2018).

Baca: Web sscn.bkn.go.id Sudah Dibuka, Berikut Sejumlah Informasi Penting Pendaftaran CPNS 2018

Baca: Formasi CPNS 2018 Kemenag RI dan Persyaratannya Bisa Diakses di Pendaftaran Online Sscn.bkn.go.id

Baca: Link sscn.bkn.go.id Bisa Diakses, Pendaftaran CPNS 2018, Peserta Diingatkan Hati-hati Mengisi Data

Baca: Formasi CPNS 2018 Kemenkumham dan Persyaratannya Bisa Diakses di Pendaftaran Online Sscn.bkn.go.id

Menurut Amat, dua minggu lalu sempat ada pasokan BBM subsidi pemerintah untuk nelayan. Sekarang nelayan kembali kesulitan mendapat BBM, karena jatah jauh dari kebutuhan nelayan yang setiap hari rutin melaut.

"Sekarang meminta jatah lagi, belum ada kabar," pungkasnya.

(Banjarmasinpost.co.id/helriansyah)

Let's block ads! (Why?)

http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/09/20/nelayan-rampa-sebuku-gerah-jatah-bbm-subsidi-tidak-sesuai

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Nelayan Rampa Sebuku Gerah, Jatah BBM Subsidi Tidak Sesuai"

Post a Comment

Powered by Blogger.