TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini pembatasan impor barang konsumsi tidak akan menghambat investasi di Indonesia.
Hal itu disampaikan Menteri Sri Mulyani di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta.
Pemerintah saat ini memang tengah mengkaji 900 barang konsumsi untuk dinaikkan tarif impornya. Hal itu dilakukan pemerintah untuk menekan defisit transaksi berjalan.
Defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan kedua 2018, berdasarkan data Bank Indonesia tercatat naik menjadi 8 miliar dolar AS atau 3 persen dari PDB. Angka ini lebih tinggi dibandingkan defisit pada triwulan sebelumnya sebesar 5,7 miliar dolar AS atau 2,2 persen dari PDB.
“Prinsip yang paling utama, mereka tidak mempengaruhi investasi, maupun ekspor, dan juga yang sudah diproduksi di dalam negeri, sehingga pengaruhnya terhadap masyarakat kecil atau bahkan positif,” kata Sri Mulyani, Senin (27/8/2018).
Meski demikian, Sri menuturkan adanya kebijakan tersebut berpotensi menimbulkan masalah di tataran internasional, termasuk balasan tarif dari negara lain. Namun, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu memastikan, pemerintah akan tetap menerapkan instrumen kebijakan yang hati-hati.
“Dari sisi WTO, walaupun sampai hari ini banyak sekali step-step yang dilakukan, bahkan oleh negara-negara maju untuk peningkatan tarif secara sepihak. Namun Indonesia tetap akan menjaga agar kebijakan kita itu tetap proprosional,” jelasnya.
Pemerintah menargetkan proses evaluasi ini ditargetkan akan rampung dalam waktu dua pekan ke depan dan bisa mulai diterapkan pada September mendatang.
http://www.tribunnews.com/bisnis/2018/08/27/sri-mulyani-optimistis-pembatasan-impor-tidak-menghambat-investasiBagikan Berita Ini
0 Response to "Sri Mulyani Optimistis Pembatasan Impor Tidak Menghambat Investasi"
Post a Comment