Liputan6.com, Jakarta - Salak merupakan komoditas asli Indonesia dan mempunyai prospek yang cukup baik untuk pasar lokal maupun luar negeri. Namun sayangnya upaya untuk mendorong peningkatan ekspor komoditas buah ini masih terkendala pada serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yaitu lalat.
Direktur Perlindungan Hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Sri Wijayanti Yusuf mengatakan, pada 2017 lahan panen salak Indonesia seluas 22.514 hektare dengan volume produksi 953.845 ton dan rata-rata produktivitas 21,8kg per pohon.
"Daerah sentra produksi salak antara lain di Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali dan Sumatera Utara. Salak Pondoh dari Sleman dan Magelang sangat terkenal baik di pasar lokal dan ekspor," ujar dia di Jakarta, Minggu (26/8/2018).
Selain Slema dan Magelang, lanjut dia, Kabupaten Banjarnegara, juga merupakan sentra produksi salak di Jawa Tengah dengan area luas panen 8.888 hektare. Tidak kurang dari 30.000 Kepala Keluarga (KK) penghasilannya bergantung dari salak, untuk biaya hidup serta pendidikan anak-anaknya.
"Dalam upaya peningkatan produksi baik kualitas maupun kuantitas, Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yaitu lalat buah yang berdampak menurunnya pendapatan petani diatasi dengan gerak cepat, serentak dan intensif," kata dia.
Sri Wijayanti mengatakan keberhasilan pengendalian lalat buah dapat dicapai apabila dilakukan secara serentak dalam areal yang luas dan berkesinambungan serta melibatkan instansi terkait.
Beberapa teknologi pengendalian lalat buah yang sederhana dan mudah diterapkan oleh petani antara lain pemerangkapan dengan zat penarik/atraktan, sanitasi buah busuk oleh lalat buah kemudian pemusnahan yang bisa dengan cara mengubur, membakar, membungkus dan merebus (4M).
Kemudian dengan memanfaatkan musuh alami yang ada serta konservasi musuh alami dengan menanam refugia sebagai tempat hidup parasitoid, serta melakukan sanitasi kebun secara intensif.
“Kementan memberikan bantuan sarana pengendalian lalat buah sebagai stimulant bagi petani dalam pelaksanaan pengendalian lalat buah di lahan usaha taninya. Mari kita bersama sama kembalikan kuantitas dan kualitas produksi salak Banjarnegara sehingga ekspor naik dan kesejahteraan petani salak meningkat,” jelas dia.
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3628566/ekspor-buah-salak-ri-masih-terkendala-hama-lalatBagikan Berita Ini
0 Response to "Ekspor Buah Salak RI Masih Terkendala Hama Lalat"
Post a Comment