Besok, Pertamina Cs Wajib Teken Kontrak B20

JAKARTA - Pemerintah memberikan mandatori penerapan penggunaan solar dengan campuran minyak kelapa sawit sebesar 20% atau B20. Pada 1 September 2018 semua kegiatan public service obligation (PSO) atau subsidi juga non-PSO harus menggunakan B20.

Sebanyak 11 Badan Usaha Bahan Bakar Minyak (BU BBM) yang akan menyalurkan B20 pun wajib melakukan penandatangan kontrak kerjasama untuk pengadaan dan penyaluran B20. Adapun besok, Jumat, 31 Agustus ,menjadi batas terakhir penandatangan kontrak.

BERITA TERKAIT +

Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) MP Tumanggor menyatakan, dalam kesepakatan bersama pemerintah badan usaha yang tak melakukan tanda tangan kontrak hingga besok, maka akan dicabut izin impornya.

"Paling lambat besok, semua harus teken kontrak di Kantor Kemenko (Bidang Perekonomian). Kalau perusahaan enggak melakukan penandatanganan kontrak, terutama BU BBM dia tidak akan diberikan izin impor solar," jelasnya di Kantor Aprindo, Jakarta, Kamis (30/8/2018).

Untuk diketahui, BU BBM yang diwajibkan melaksanakan mandatori B20 adalah yang memiliki kilang dan menghasilkan atau melakukan impor BBM jenis solar.

Adapun dari 11 badan usaha, hingga saat ini baru terdapat 2 yang melakukan tanda tangan kontrak yakni PT Exxonmobil dan PT Petro Andalan Nusantara. Sedangkan 9 badan usaha lainnya PT Pertamina, PT AKR Corporindo, PT Jasatama, PT Shell Indonesia, PT Cosmic Indonesia, PT Cosmic Petroleum Nusantara, PT Energi Coal Prima, PT Petro Energy, dan PT Gasemas.

"Kemarin pernyataan mereka (9 BU BBM) siap di Kantor Kemenko," katanya.

Adapun besok, secara resmi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan meluncurkan mandatori B20.

Peresmian juga dihadiri oleh pihak Aprobi, PT Pertamina, serta Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

(Feb)

(rhs)

Let's block ads! (Why?)