KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) kembali berlanjut hingga akhir perdagangan hari ini. Nilai tukar mata uang Garuda di pasar spot berhasil ditutup menguat 0,08% ke level Rp 14.463 per dollar AS.
Begitu pun dengan posisi rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia yang tercatat di level Rp 14.443 per dollar AS. Posisi ini menguat 0,49% dari penutupan kemarin di level Rp 14.515.
"Rupiah meguat seiring dengan adanya kesepakatan dagang antara AS dan Uni Eropa yang membuat ketegangan perang dagang berkurang dan dollar AS terkoreksi," ujar Lukman Leong, analis Valbury Asia Futures, Kamis (26/7).
Lukman menilai, pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker menjadi faktor dominan penguatan nilai tukar rupiah bersama dengan mata uang lainnya. Dari dalam negeri, Lukman menyebut, instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) juga cukup memberi topangan meski hanya bersifat jangka pendek.
Kendati demikian, Lukman berpendapat, kekuatan rupiah tidak akan bertahan lama. Pasalnya, mulai besok hingga pekan depan akan ada banyak data-data ekonomi AS yang dirilis dan berpotensi membuat rupiah volatil.
"Besok ada data estimasi pertama pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS di kuartal kedua. Sepertinya, rupiah akan cenderung tertekan," kata Lukman.
PDB AS sepanjang kuartal-II 2018 diproyeksi tumbuh 4,1% qoq, jauh lebih tinggi dari capaian pertumbuhan PDB di kuartal sebelumnya yang direvisi turun dari 2,3% menjadi 2,0% qoq.
Lukman memproyeksikan, pergerakan rupiah besok akan kembali volatil. Ia memprediksi, rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 14.400 - Rp 14.500 per dollar AS dan berpeluang menutup pekan dengan pelemahan.
Editor: Komarul Hidayat
KURS RUPIAH
http://investasi.kontan.co.id/news/jelang-rilis-pdb-as-kuartal-ii-rupiah-diprediksi-tertekanBagikan Berita Ini
0 Response to "Jelang rilis PDB AS kuartal-II, rupiah diprediksi tertekan "
Post a Comment