Search

Ekonom: Prabowo Mungkin Pakai Data Lama Sebut Kemiskinan Naik

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan klaim Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak benar soal kemiskinan yang naik 50 persen dalam lima tahun terakhir.

Baca: Ikatan Sarjana Pertanyakan Kriteria Kemiskinan Versi Pemerintah

Bhima mengatakan kemungkinan data Prabowo masih data lama sebelum 2015. "Per Maret 2018 jumlah penduduk miskin 25,9 juta orang, per Maret 2013 jumlah penduduk miskin 28,07 juta orang. Jadi lima tahun ini berkurang sekitar 2,17 juta orang. Jadi klaim kemiskinan naik 50 persen tidak benar," kata Bhima saat dihubungi, Ahad, 29 Juli 2018.

Pada Jumat, 27 Juli 2018, Prabowo mengklaim Indonesia menjadi tambah miskin dalam lima tahun ini. Hal itu juga ditambah dengan mata uang rupiah yang terus melemah.

Lebih lanjut Bhima mengatakan terlepas klaim yang kurang update itu, ada beberapa catatan terkait tingkat kemiskinan. Pertama, kata Bhima garis kemiskinan masih rendah dan perlu dievaluasi. Garis kemiskinan Rp 400 ribu per bulan per orang dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan hidup hari ini.

"Pengukuran jumlah penduduk miskin pun agak bias karena dihitung berdasarkan pengeluaran saja tidak memasukkan penghitungan berdasarkan aset atau pendapatan," kata Bhima.

Menurut Bhima bisa saja orang berutang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga masuk ke atas garis kemiskinan. Padahal pendapatannya dibawah 400 ribu per bulan. "Ya itu kemiskinan yang disebut semu. Mungkin Pak Prabowo hanya mengingatkan bahwa ikhtiar penurunan kemiskinan masih jauh dari kata selesai," ujar Bhima.

Let's block ads! (Why?)

https://bisnis.tempo.co/read/1111622/ekonom-prabowo-mungkin-pakai-data-lama-sebut-kemiskinan-naik?BisnisUtama&campaign=BisnisUtama_Click_1

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ekonom: Prabowo Mungkin Pakai Data Lama Sebut Kemiskinan Naik"

Post a Comment

Powered by Blogger.