Search

Catat! Ini 4 Sentimen Penggerak Pasar Pekan Depan - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja pasar keuangan Indonesia sepanjang pekan ini terbilang mengecewakan. Pasalnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kala bursa saham acuan negara kawasan Asia lainnya kompak menguat.

Pada penutupan perdagangan Jumat (1/11/2019), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.207,19 poin dan dalam sepakan melemah 0,72%, membuat IHSG berada di posisi paling bontot

Sementara itu, [ada penutupan perdagangan di pasar spot hari Jumat (1/11/2019), rupiah berada di level Rp 14.030/dolar AS, sama persis dengan posisi pada penutupan perdagangan Jumat pekan sebelumnya (25/11/2019). Walau rupiah tak melemah, prestasi Mata Uang Garuda tak dapat dibanggakan lantaran mayoritas mata uang negara-negara Asia lainnya sukses mencetak penguatan melawan dolar AS.

Lebih lanjut, pada pekan depan, pelaku pasar perlu mencermati beberapa sentimen dari dalam dan luar negeri yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar keuangan Indonesia. Berikut ini peristiwa yang perlu diantisipasi sepanjang pekan depan menurut Tim Riset CNBC Indonesia.

Pertama, rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019 yang akan diumumkan pada hari Selasa (5/11/2019) pukul 11:00 WIB. Kemudian pada hari yang sama juga akan ada rilis indeks keyakinan konsumen dan bisnis.

Pada kuartal III-2019, konsensus yang dihimpun oleh Trading Economics memperkirakan bahwa perekonomian Indonesia hanya akan tumbuh sebesar 5,01% secara tahunan, melambat dari capaian di kuartal I dan II.

Jika hanya mencapai 5,01%, maka pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2019 akan jauh lebih rendah dari capaian pada kuartal III-2018 kala perekonomian Indonesia mampu tumbuh 5,17% secara tahunan. Proyeksi tersebut juga lebih rendah dari capaian kuartal I-2019 yang tumbuh 5,07% secara tahunan.

Kala laju pertumbuhan ekonomi melambat, tentu investor semakin enggan untuk menggelontorkan dananya di pasar keuangan Tanah Air karena dianggap ke depannya tidak akan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang menarik.

Kedua, juga masih berasal dari rilis data ekonomi domestik, yakni data transaksi berjalan kuartal III-2019 yang akan diumumkan pada Jumat (8/11/2019) pukul 10:00 WIB.

Konsensus pasar yang dihimpun Trading Economics memproyeksi transaksi berjalan Indonesia akan kembali mencatatkan defisit dengan nilai sebesar US$ 5,9 miliar. Nilai tersebut lebih rendah dari defisit kuartal II-2019 yang mencapai US$ 8,4 miliar.

Besar kemungkinan, momok yang menekan transaksi berjalan Indonesia adalah masih seputar tingginya impor produk hasil minyak dan petrokimia, serta harga komoditas batubara dan minyak sawit yang belum pulih.

Ketiga, aura damai dagang dari Amerika Serikat (AS) dan China diharapkan dapat mendongkrak risk appetite investor untuk kembali masuk ke instrumen-instrumen beresiko di Asia.

Pelaku pasar global sempat khawatir bahwa penandatangan perjanjian damai dagang antara kedua negara mundur setelah pemerintah Chile membatalkan penyelenggaraan KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik bulan depan, di mana Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping direncanakan akan mengesahkan kesepakatan fase pertama di acara tersebut.

Kemudian, kekhawatiran pelaku pasar perlahan sirna karena AS-China dikabarkan segera mengumumkan lokasi baru penandatangan perjanjian damai dagang fase I.

"China dan AS sedang bekerja untuk memilih tempat baru penandatanganan perjanjian dagang fase I. Lokasi baru akan diumumkan segera. Presiden Xi (Jinping) dan Presiden Trump akan membubuhkan tanda tangan!" cuit Presiden AS Donald Trump di Twitter.

Lalu pada Jumat (1/11/2019) Gedung Putih juga menyampaikan bahwa perwakilan dagang kedua negara telah "membuat kemajuan di berbagai bidang dan sedang dalam proses menyelesaikan masalah-masalah besar. Diskusi akan berlanjut di tingkat deputi," dilansir dari CNBC International.

Terakhir, sentimen keempat adalah rilis data ekonomi penting dari negara-negara dengan ekonomi raksasa yang mencakup rilis angka PMI Uni Eropa, Hong Kong, China, AS. Lalu juga ada rilis data neraca perdagangan dan jumlah pembukaan lapangan kerja AS bulan September.

Informasi tersebut penting untuk dicermati investor untuk memperlihatkan apakah perekonomian global semakin melambat atau menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Ketika ekonomi pulih tentu pelaku pasar akan semakin bergairah dalam berinvestasi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

(dwa/dwa)

Let's block ads! (Why?)

https://www.cnbcindonesia.com/market/20191103190005-17-112295/catat-ini-4-sentimen-penggerak-pasar-pekan-depan

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Catat! Ini 4 Sentimen Penggerak Pasar Pekan Depan - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.