Liputan6.com, Jakarta Ceo Baran Energy Victor Wirawan mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan tarif listrik termurah jika dibandingkan dengan beberapa negara di Asia Tenggara.
Bahkan, baginya, listrik di Indonesia juga lebih murah dibandingkan dengan Jerman.
"Listrik Indonesia paling murah Rp 1.600, jika dibanding dengan Malaysia dan Singapura itu sudah Rp 2.500 sedangkan di Jerman Rp 5.200 dan Indonesia masih paling murah," ujar Victor saat ditemui di Epicentrum XXI, Jakarta, Kamis (18/7/2019).
Meski masih tergolong murah, tarif listrik yang semakin murah juga perlu diciptakan agar mampu dijangkau oleh seluruh masyarakat Indonesia. Salah satunya melalui pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT menggantikan energi fosil yang selama ini menghasilkan listrik.
"Kita justru membantu untuk menjadi sebuah market baru dan memberikan penawaran yang bagus untuk penghematan tentang EBT menjadi 25 persen seperti yang ditargetkan oleh pemerintah di tahun 2025," jelas Victor.
Inovasi Baru
Victor melanjutkan, untuk menciptakan listrik yang lebih murah pihaknya membuat suatu inovasi murah berupa energy storage system.
Ini merupakan sistem penyimpanan energi skala besar. Perangkat teknologi penyimpan listrik tersebut dapat mengandalkan matahari, angin dan air sebagai sumber energinya.
"Jadi kita buat storage energy untuk menyimpan energi yang dihasilkan dari solar panel, air, panas bumi dan angin. Karena kelebihan energi rata-rata terbuang dan padahal sisa energi bisa dimanfaatkan lebih bagus. Misalnya, untuk perkebunan yang membutuhkan penerangan yang butuh skala lebih besar, kenapa lahan yang begitu luas tidak dimanfaatkan untuk menjadi pembangkit sendiri dan menghasilkan energi," tandasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Baran Energy Luncurkan Baterai Listrik Tenaga Matahari
Baran Energy meluncurkan teknologi energi baru dan terbarukan (EBT) berupa energy storage system yaitu baterai penyimpanan energi skala besar mengandalkan energi yang bersumber dari matahari, angin, dan air. Produk ini disebut akan membantu program pemerintah dalam mendorong pemanfaatan energi yang bersumber dari EBT yang ditargetkan mencapai 23 persen pada 2025 mendatang.
Founder dan CEO Baran Energy, Victor Wirawan, yang memimpin pengembangan baterai ini bersama putuhan anak-anak negeri yang berbakat lainnya saat ini sedang mengembangkan tiga varian produk teknologi energi yang tergolong ramah lingkungan, yaitu PowerWall berkapasitas 8.8 KWh, PowerPack 126 Mb, dan PowerCube 1.2 MWh. Ketiga perangkat ini dapat digunakan, mulai dari rumah tinggal, pabrik, real estate, perkebunan, pertambangan, hingga industri sekala besar.
"Produk yang kami launching hari ini adalah PowerWall, yakni baterai dengan kapasiitas 8.8 KWh. Peluncuran teknologi ini juga selaras dengan komitmen pemerintah yang terus mendorong pemakaian energi yang bersumber dari energi baru dan terbarukan yang lebih ramah lingkungan," ujar Victor saat acara launching, di Jakarta, Kamis (18/7).
Victor mengatakan, proses pengalihan pemanfaatan sumber energi berbasis fosil ke energi baru dan terbarukan di Indonesia memerlukan waktu, sama seperti di sejumlah negara Eropa dan China. Namun, pada waktunya, sumber-sumber energi berbasis fosil akan tergantikan oleh sumber energi terbarukan.
"Keinginan untuk membuat baterai sudah cukup lama, tetapi baru terealiasi beberapa waktu terakhir. Pasalnya, tidak mudah membuat bateral tersebut, karena dibutuhkan Research and development (R&D) yang mendalam dan memakan waktu. Selain itu, biaya produksinya juga cukup besar," jelasnya.
Namun demikian, sambung Victor, masyarakat luas masih bisa menggunakan alat tersebut, sebab pihaknya telah menyediakan Program Rp 1. Pihalnya mencoba melakukan inovasi model kepemilikan, bagaimana supaya teknalogi ini menjadi terjangkau, sehingga Iebih banyak lagi orang yang bisa berpindah ke energi terbarukan.
Program ini diharapkan dapat membantu percapatan peralihan dari energi fosil ke energi terbarukan.
“Visi kami adalah mendorong penggunaan energi terbarukan dan mobilitas elektrik di Indonesia, namun menyediakan teknologinya saja tidaklah cukup," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pengusaha: Listrik di Indonesia Masih Murah"
Post a Comment