Lantas, apakah kondisi tersebut mengganggu bisnis dari kedua maskapai tersebut?
Managing Director Lion Air Group Capt Daniel Putut Kuncoro Adi menjelaskan, hal tersebut tidak mengganggu bisnis maskapai. Dia mencontohkan, dari jumlah penumpang tidak terjadi penurunan akibat penghentian sementara.
Jumlah penerbangan juga tak terpengaruh dengan dikandangkannya 10 Boeing 737 MAX 8 milik Lion Air. Misalnya untuk penerbangan ke China dan Umrah ke Arab Saudi pun tetap terlayani.
"Khususnya yang ke China dan ke Umrah nggak usah khawatir karena kami masih punya banyak pesawat yang standby untuk menggantikan mereka (MAX 8)," sebutnya.
Direktur Teknik Garuda Indonesia, I Wayan Susena juga menyampaikan kalau maskapai pelat merah itu tidak terganggu dari sisi bisnis. Pasalnya pihaknya masih punya pesawat yang bisa digunakan untuk meng-cover penerbangan yang selama ini menggunakan Boeing 737 MAX 8.
Dia menjelaskan, pesawat jenis tersebut biasa digunakan untuk penerbangan ke Hong Kong dan Singapura, dalam untuk domestik adalah Surabaya.
"Saat ini kita punya 737 seri 800 untuk backup operasional. Yang MAX biasa pakai untuk Hong Kong dan Singapura, untuk Surabaya juga. Jumlah penerbangan tetap. Kami backup 737 seri 800, Ada pesawat 1 standby," tambahnya. (zlf/zlf)
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4465943/pesawat-b737-max-dikandangkan-bisnis-garuda-dan-lion-air-tergangguBagikan Berita Ini
0 Response to "Pesawat B737 MAX Dikandangkan, Bisnis Garuda dan Lion Air Terganggu? - detikFinance"
Post a Comment