Daging Ayam hingga Sayuran Diprediksi Sebabkan Inflasi Maret 2019 Jumat, 08 Mar 2019 15:54 WIB - detikFinance

Jakarta - Bank Indonesia (BI) memprediksi angka inflasi minggu pertama Maret 2019 tetap rendah. Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan angka inflasi berdasarkan survei pemantauan harga (SPH) yang dilakukan BI sebesar 0,07% secara bulanan atau 2,44% secara tahunan.

Menurut Perry angka ini lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 0,2% secara bulanan dan 3,4% secara tahunan. Namun angka ini lebih tinggi jika dibandingkan bulan Februari 2019 yang mencatatkan deflasi 0,08% secara bulanan.

Rata-rata harga pangan yang menurun diperkirakan menjadi faktor utama rendahnya inflasi selama bulan ini. "Komoditas yang mengalami penurunan harga selama bulan ini di antaranya daging ayam ras, cabai merah, telur ayam, dan sayuran," kata Perry di Gedung BI, Jakarta, Jumat (8/3/2019). Dia menyampaikan ada harga-harga yang mengalami peningkatan seperti bawang merah, bawang putih, dan tarif angkutan udara. Ini mengonfirmasi bahwa harga-harga itu rendah dan terkendali.

Sementara hingga akhir tahun ini, bank sentral optimistis inflasi akan terjaga sesuai target 3,5% plus minus 1% .

"Insya Allah akhir tahun inflasi 3,5% plus minus 1%," ujar Perry.

Pemerintah di tingkat pusat dan daerah serta Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan guna terus membawa inflasi dalam tren menurun dalam kisaran 3±1% pada 2020 dan 2021 sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkesinambungan, seimbang, dan inklusif.

Tiga langkah strategis yang disepakati untuk menjaga inflasi 2019 tetap berada dalam kisaran sasarannya adalah menjaga inflasi dalam kisaran sasaran, terutama ditopang pengendalian inflasi volatile food maksimal di kisaran 4-5%. Strategi ini dilakukan melalui empat kebijakan utama (4K) terkait Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif.

Kemudian sesuai dengan Peta Jalan Pengendalian Inflasi Nasional 2019-2021, kebijakan ditempuh dengan memberikan prioritas kepada Ketersediaan Pasokan dan Kelancaran Distribusi, yang didukung oleh ekosistem yang lebih kondusif serta ketersediaan data yang akurat.